Review: Chief Wax Based Pomade
02 Februari
oleh Takamoru Yoshida
Selain membahas tentang cara berpakaian, blog ini juga dibuat untuk memberikan info produk lokal yang ada. Salah satu yang cukup menjamur belakangan ini adalah pomade lokal. Kali ini saya akan me-review pomade dari Chief Barber & Supplies Co.
Selain membahas tentang cara berpakaian, blog ini juga dibuat untuk memberikan info produk lokal yang ada. Salah satu yang cukup menjamur belakangan ini adalah pomade lokal. Kali ini saya akan me-review pomade dari Chief Barber & Supplies Co.
Awalnya Chief adalah barbershop di bilangan Senopati, Jakarta Selatan. Tapi sepertinya sekarang mereka juga merambah ke dunia produk, tidak hanya menawarkan jasa. Yang akan saya bahas adalah pomade wax based mereka.
Dijual dalam kemasan plastik berisi 3,75oz, kesan pertama saya label yang ada kurang bagus. Mungkin mereka bisa membuat label yang lebih glossy dan tajam lain kali. Pomade ini disebut wax based di kemasannya, yang agak membingungkan karena saya lihat daftar kandungannya dimulai dari petroleum jelly dan cocoa oil, baru wax. Setahu saya nama pertama yang ada di kandungan itu adalah bahan utama sebuah produk.
Wanginya cukup enak, seperti vanili? Berwarna abu-abu. Dan ketika dicolek, terasa lembut di tangan. Seperti biasa, saya memakai dua colek. Mudah diaplikasikan ke rambut sampai merata. Saya selalu memakai saat rambut lembab. Cukup mengejutkan karena menurut label di kemasan hold-nya sangat kuat. Pengalaman saya dengan pomade oil based yang memiliki hold kuat biasanya sulit diaplikasikan. Sulit dicuci juga. Murray’s Superior atau Dax Wave and Groom, misalnya.
Wanginya cukup enak, seperti vanili? Berwarna abu-abu. Dan ketika dicolek, terasa lembut di tangan. Seperti biasa, saya memakai dua colek. Mudah diaplikasikan ke rambut sampai merata. Saya selalu memakai saat rambut lembab. Cukup mengejutkan karena menurut label di kemasan hold-nya sangat kuat. Pengalaman saya dengan pomade oil based yang memiliki hold kuat biasanya sulit diaplikasikan. Sulit dicuci juga. Murray’s Superior atau Dax Wave and Groom, misalnya.
Sesudah dipakai beraktivitas, saya merasa kandungan wax di pomade ini cukup tinggi karena tidak terlalu berminyak seperti Murray’s atau Dax. Saya sengaja membandingkan dengan kedua produk ini karena biasanya orang yang memakai pomade pasti pernah mencoba. Saat rambut saya terkena angin, sisirannya jadi berantakan. Memang bisa disisir ulang dengan cukup mudah. Tapi saya merasa kekuatannya jadi berkurang. Mungkin karena kandungan wax cukup banyak. Menurut saya, pomade ini tidak bisa dikategorikan strong hold.
Saat dicuci, saya pikir pomade ini cukup mudah dibersihkan. Cocok untuk Anda yang masih ragu memakai pomade oil based. Saran saya, jangan terperangkap memakai water based saja.
Kesimpulan, pomade lokal ini adalah produk yang boleh dicoba. Masih ada kekurangan, seperti label dan hold yang tidak kuat sehingga mudah berantakan tertiup angin. Bisa diakali dengan memakai pomade lebih banyak, tapi akan lebih cepat habis. Untuk hold, saya pikir cenderung medium.
Harganya hampir Rp 100 ribu dan tergolong mahal untuk produk rambut lokal. Banyak alternatif lain, lokal ataupun impor, di kisaran harga seperti ini. Kalau ingin mencoba tanpa membeli, potong rambut saja ke Chief. Mereka akan mengaplikasikannya ke rambut Anda.
Keterangan: Tulisan ini tidak disponsori. Produk yang ditulis bukan merupakan hasil pemberian atau kerja sama. Tulisan ini merupakan refleksi penulis pribadi.
Keterangan: Tulisan ini tidak disponsori. Produk yang ditulis bukan merupakan hasil pemberian atau kerja sama. Tulisan ini merupakan refleksi penulis pribadi.
0 comments