Tutupi Kepala dengan Gaya (Bagian I)
16 Februari
oleh Feira Otna
Konon ada dua jenis orang di dunia: yang cocok dan yang tidak cocok memakai topi. Orang pertama adalah tipe yang akan selalu tampak cocok memakai penutup kepala apa pun. Entah itu fedora, flat cap, kupluk, atau bahkan mungkin kap lampu. Tipe kedua adalah orang yang dikutuk tidak pantas memakai tutup kepala, dan cuma terpaksa memakai topi sewaktu upacara sekolah.
Saya sendiri tidak percaya dengan mitos hat person. Saya pikir di dunia ini setidaknya ada satu penutup kepala yang ditakdirkan untuk seseorang. Lagipula kita bisa memakai aksesori pakaian apa pun bila sesuai fungsi. Dan jika Anda banyak beraktivitas di luar ruangan atau ketika musim hujan, sebuah topi mutlak dibutuhkan. Sayangnya, kalau asal memilih jenis topi maka Anda sekedar mengenakan topi sebagai penutup kepala saja. Padahal topi bisa jadi pernyataan spesifik diri Anda.
Di masa lalu, topi menjadi simbol status sosial seseorang. Apabila Anda masuk militer, maka topi akan menandakan kewarganegaraan, atau divisi, atau peringkat Anda. Dalam keragaman budaya, topi juga bisa berbicara sebagai identitas diri. Dari songkok atau taqiyah yang digunakan kaum muslim, warbonnet yang dipakai orang Indian yang dihormati oleh sukunya, hingga sombrero kebanggaan orang Meksiko.
Kata Frank Sinatra, "Cock Your Hat, Angles Are Attitudes." - rollingstone.com |
Di permulaan abad ke-20, hampir semua orang memakai topi ketika bepergian. Mengingat saat itu adalah era industrialisasi, maka topi berfungsi untuk menutupi kepala dari debu yang ada. Etikanya, ketika seseorang memasuki sebuah ruangan maka mereka harus melepas topi dan memegangnya sedemikian rupa tanpa memperlihatkan bagian dalamnya. Pengecualian untuk agama tertentu yang mewajibkan pengikutnya memakai topi di dalam ruangan.
Pada zaman dahulu, wajib hukumnya bagi seorang pria untuk mengangkat topi sedikit ketika berpapasan dengan wanita sebagai tanda hormat. Kalau ingin berbicara dengan wanita itu, atau pria lain, maka mereka wajib melepas topinya. Baru perbincangan bisa dimulai. Ini bertolak belakang dengan yang terjadi di zaman modern.
Sekarang dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa jenis topi yang umum dipakai yaitu topi bisbol, trilby atau fedora, flat cap, newsboy, fiddler atau fisherman, hingga beanie (alias kupluk). Semua dipakai untuk mendukung pernyataan yang ingin ditampilkan pemakainya. Entah sebagai penggemar tim olahraga kesayangan, penggemar musik, ingin bergaya klasik seperti para pria di tahun 1950-an, atau hanya ingin tampil dengan pakaian santai kasual namun dengan sentuhan aksen topi bergaya unik. Semuanya terserah Anda.
Jenis Topi - realmenrealstyle.com |
Topi juga bisa menyelamatkan Anda dari bad hair day. Namun perlu diingat kalau memakai topi terlalu lama akan membuat rambut Anda kempis, sehingga ada baiknya Anda melepas topi sesekali agar rambut bisa bernapas dan mengembang kembali ke bentuk aslinya.
Pada akhirnya, cara mengenakan topi selalu kembali lagi pada fungsi dan situasi yang ada. Apabila dalam cuaca panas seperti di pantai, trilby berbahan rajutan begitu pas. Untuk musim dingin, kupluk tebal yang menutup kuping adalah pilihan bijak. Jika di dalam ruangan, lepaslah penutup kepala, kecuali Anda sedang menghadiri acara Grammy Awards sebagai nominatornya.
Sedikit tip dalam memilih penutup kepala: pilihlah model klasik dengan warna netral. Hitam, krem, biru navy bisa menjadi pilihan. Hindari juga topi bermotif, termasuk motif tentara dan juga topi dengan logo mencolok. Namun jika ternyata Anda mengidamkan topi dengan logo Chanel yang besar, mungkin artikel ini bukan untuk Anda.
Pada bagian kedua dari seri tulisan ini, saya akan menilisik lebih jauh tentang berbagai tipe topi.
0 comments