Pakai Apa

Tahun baru segera tiba, dan biasanya banyak yang membuat resolusi untuk menjadi lebih baik. Ada yang ingin lebih sehat, ada yang ingin lebih sejahtera. Resolusi saya cukup sederhana: Menyingkirkan pakaian yang jarang dipakai dan fokus membangun koleksi pakaian yang sedikit tapi multifungsi.

Kedengarannya mudah, tapi seringkali saya menyimpan pakaian yang tidak pernah dipakai. Ini kebiasaan yang harus diubah. Yang perlu dilakukan: Pertama, membongkar pakaian yang jarang dipakai (bisa dijual di garage sale atau bisa disumbangkan); kedua, membuat daftar barang yang dibutuhkan; ketiga, membeli pakaian berdasarkan skala prioritas (sedikit tapi lebih berkualitas).

Umumnya, sepatu dan jas mengambil porsi budget paling banyak. Lebih baik berinvestasi di sepatu dan jas bagus daripada kemeja atau celana. Jeans mungkin bisa dianggap pengecualian karena akan dipakai berkali-kali. Kalau Anda memiliki budget terbatas, seperti saya, beli kemeja yang bagus, tapi kaos dan polo yang terjangkau.

Dan tetap fokus. Akan banyak godaan, tapi tetap jalankan rencana semula. Bangun koleksi pakaian yang sedikit tapi multifungsi.

Selamat Tahun Baru.

Ada aturan dalam berpakaian. Ada yang bisa dilanggar, ada yang tidak. Yang satu ini wajib dipatuhi hukumnya: Jangan kancingkan kancing bawah jas Anda (dan rompi juga).

Begini kisahnya. Bangsawan Inggris Raja Edward VII memiliki perut yang gendut sampai akhirnya dia memutuskan untuk melepas kancing bawah rompinya. Orang-orang melihat ini dan lalu meniru gayanya. Sejarah pun mencatat.

Sering sekali saya melihat para pria mengancingkan kancing bawah jas mereka, bahkan yang fashionable sekalipun. Padahal itu salah. Bukan sekedar masalah tradisi saja, tapi jas Anda memang sengaja didesain agar dipakai dengan kancing bawahnya terbuka. Gambar berikut mengilustrasikan bahwa mengancingkan kancing bawah membuat jasnya tertarik ke sana-sini.

Sepertinya salah satu hal yang paling sering ditanyakan di forum pakaian pria adalah bagaimana kalau memakai jas hitam? Ada yang tidak suka jas hitam, ada yang menganggapnya keren, dan ada juga yang memang bingung.

Tom Ford dengan Jas Hitam - vogue.co.uk

Banyak pria memakai jas hitam karena melihatnya di TV. Jas hitam memang umum dipakai di dunia fashion dan hiburan, karena memancarkan aura keren. Dan jas hitam lebih cocok dipakai orang dengan kontras tinggi (rambut hitam dan kulit pucat, atau kulit gelap dan rambut pirang). Ini mungkin alasannya kenapa jas hitam cocok dipakai para bintang Hollywood dan juga menjadi pilihan kebanyakan pria Asia.

Di Indonesia, jas hitam sepertinya adalah jas pertama kebanyakan pria. Baru-baru ini seorang teman mengadakan pesta pernikahan dan dia secara spesifik meminta para groomsmen memakai jas hitam. Jas pertama saya bertahun-tahun yang lalu juga hitam. Saya dulu tidak paham sama sekali soal jas dan yang menjual menyuruh saya memilih jas hitam.

Pada kenyataannya, jas hitam pantas dipakai untuk acara pada malam hari. Karena hitam adalah warna malam. Jadi Anda bisa memakai jas hitam ke pesta pernikahan (kecuali Anda sang pengantin pria) atau kelab malam atau acara malam lainnya. Pada siang hari, pakailah biru atau abu-abu. Kalau Anda perlu jas yang tampak hitam (mungkin karena faktor pekerjaan), pilih abu-abu gelap. Kecuali hitam adalah wajib dan tidak ada pilihan lain. Karena ada acara yang memang mengharuskan Anda memakai jas hitam.

Jas pertama Anda seharusnya berwarna abu-abu gelap (atau navy). Keduanya mudah dipadukan dengan berbagai warna, tidak demikian halnya dengan hitam. Jadi Anda bisa memilih banyak warna untuk kemeja, dasi, sepatu, dan lainnya. Anda juga bisa memakai jas abu-abu atau navy seharian penuh.

Kalau Anda masih belum yakin, cobalah baca tulisan ini dari Permanent Style dan Put This On.

Ini adalah salah satu tulisan terbaik yang saya baca tahun ini. Review jas ready to wear oleh Parisian Gentleman (http://parisiangentleman.co.uk/2014/04/17/pgs-recommendations-the-2014-ready-to-wear-suits-edition/). Mencakup 39 brand dari level pemula seperti TM Lewin sampai yang sekaliber Brioni atau Kiton.

Parisian Gentleman adalah salah satu sumber favorit saya soal pakaian pria. Didirikan oleh Hugo Jacomet pada tahun 2009, tim editorialnya diisi oleh para blogger ternama seperti Adriano Dirnelli. Tumblr Dirnelli sendiri (dirnelli.tumblr.com) juga layak dibaca kalau Anda tertarik pada dunia tailoring.

Salut.

Sepertinya debat antara pomade oil based atau water based tidak ada ujungnya. Karena itu, berhubung saya memakai semuanya, saya hanya akan membahas kekuatan dan kelemahan dari keduanya.

Awal mulanya adalah pomade oil based alias minyak rambut. Bahan dasarnya dari minyak, terkadang wax. Keunggulan dari memakai pomade oil based adalah rambut Anda tampak natural, dan juga bisa disisir berkali-kali sepanjang hari tapi tetap kuat. Harganya juga relatif lebih murah.

Kelemahannya adalah — karena itu banyak yang enggan memakai oil based — sulit dicuci. Menempel di rambut. Walaupun ada pencuci pomade (removal) yang terbuat dari minyak sayur, tapi lebih mudah kalau Anda tidak memakai pomade satu atau dua hari. Cuci rambut setelah itu. Harusnya bersih.

Pomade water based serupa dengan gel. Ada yang canggih tapi harganya mahal. Yang lebih murah (tapi tetap lebih mahal dari oil based) serupa dengan gel. Rambut Anda akan mengeras dan tampak tidak natural.

Tapi keunggulannya mereka gampang dicuci. Basahi rambut dan pakai shampoo sedikit, hilang lenyap. Rambut Anda bebas pomade.

Karena itu saya menggunakan keduanya. Walau lebih suka oil based tapi saya selalu memakai water based paginya kalau mau mencuci rambut di malam hari. Water based membantu menghilangkan minyak pomade yang menempel di rambut. Jadi lebih mudah dicuci.

Lagipula, masih ada ruang di lemari untuk keduanya.

Pakai batik atau jas? Itu adalah pertanyaan yang sering muncul ketika mau pergi ke resepsi pernikahan. Memakai jas bagi sebagian orang identik dengan repot. Harus memadukan jas, kemeja, dasi, belum lagi saputangan (pocket square). Sementara kemeja batik tinggal dipasangkan dengan celana.

Dalam level formalitas, keduanya bisa dibilang sama. Asalkan Anda memakai kemeja batik lengan panjang. Lengan pendek terlihat kasual. Memakai jas tanpa dasi juga bisa dibilang mengarah ke kasual.

Keunggulan lainnya dari memakai batik adalah Anda tampak lebih Indonesia. Saya sengaja menghindari kata nasionalis di sini karena saya kurang sependapat dengan mengaitkan nasionalisme dan pakaian. Jas sendiri adalah pakaian formal yang menjadi busana internasional.

Dari segi harga, memiliki beberapa kemeja batik yang bagus bisa jadi lebih mahal daripada membuat satu setel jas yang bagus. Kemeja batik yang bagus biasanya terbuat dari sutra, dan harganya tidak murah.

Anda juga tidak bisa memakai batik yang sama terus menerus karena orang akan sadar. Sedangkan Anda bisa memakai jas yang sama berkali-kali asalkan modelnya klasik. Seperti ditulis di sini: http://pakaiapahariesok.blogspot.com/2014/12/jas-wajib-punya.html

Menurut saya, Anda perlu memiliki keduanya. Tapi memakai yang mana tentu tergantung selera. Mungkin kalau pernikahannya memakai adat Indonesia, batik adalah pilihan yang lebih tepat. Tapi memakai jas tidak juga salah.

Sewaktu liburan kemarin, saya kebetulan berpapasan dengan seseorang memakai kaos putih dan jeans. Penampilannya baik-baik saja, tapi sayang putingnya terlihat dari balik kaos.

Tentu Anda tidak mau hal serupa menimpa. Apalagi ini rentan terjadi kalau sedang memakai atasan putih.

Salah satu cara untuk mencegah ini adalah dengan memakai yang bahannya lebih tebal akan membantu mencegah. Dan mungkin itu solusi satu-satunya kalau Anda memakai kaos. Untuk kemeja putih yang terbuat dari bahan tipis seperti poplin, sebaiknya Anda memakai kaos dalam.

Biasanya, kita cenderung memilih kaos dalam berwarna putih. Tapi ada kalanya lebih baik memakai warna abu-abu muda. Alasannya, warna abu-abu muda lebih tersamar di balik kemeja putih, karena tidak begitu memantulkan cahaya ketimbang putih.

Jadi, tutupilah puting Anda.

Musim hujan sudah datang lagi. Lebih mudah untuk tidak kena hujan kalau Anda menyetir mobil atau naik taksi. Tapi bagi yang naik kendaraan umum atau membawa motor, ini adalah masa-masa yang cukup sulit.

Sebaiknya Anda sudah punya jas hujan. Lebih bagus kalau panjangnya selutut supaya tidak basah kuyup. Untuk sepatu, pakailah yang sol karet karena sol kulit tidak tahan air.

Sol kulit umumnya tidak dilapisi sehingga tidak punya perlindungan melawan air. Beda dengan kulit bagian atasnya yang dilapis semir. Kalau basah kuyup, sol kulit bisa rusak dengan cepat.

Cara mengatasinya adalah dengan membersihkan sepatu Anda begitu sampai di rumah. Lap bagian atasnya, jejalkan koran bekas di dalam sepatu, lalu rebahkan sepatunya di bagian sisi, di atas koran bekas atau kain. Ini membantu supaya cepat kering. Jangan taruh dekat pemanas ruangan atau kulkas karena panasnya malah akan membuat kulitnya kering dan bisa pecah.

Berita baiknya, sekarang banyak sepatu dengan sol karet yang sama bagusnya seperti sol kulit. Jadi Anda masih bisa berpakaian rapi di kala hujan.

Kemarin ini, saya melihat-lihat YouTube dan menemukan sebuah klip dari Mr Porter, toko pakaian pria online. Videonya bagus dan digarap serius, mengenai berbagai cara memakai jas navy. Bisa dilihat di sini:

Walau tidak semua outfit yang ditampilkan cocok dengan saya, tapi melihat video itu Anda bisa mendapat ide. Bagaimana cara mengombinasikan pola, bagaimana cara berpakaian kasual, bagaimana berpakaian rapi, dan lainnya.

Klip itu juga menunjukkan kalau kita sekarang bisa mencari apa saja yang berhubungan dengan gaya pria di internet. Yang penting Anda punya waktu.

Sejak mulai memerhatikan pakaian pria beberapa tahun terakhir, saya melihat cukup banyak setelan jas jadi (ready to wear). Satu yang menonjol adalah Suitsupply.

Masalah dari kebanyakan jas RTW adalah bahannya murah (campuran poliester, bukan wol), kainnya dilem saja sehingga terlihat kaku, lubang lengannya (armhole) terlalu rendah sehingga jasnya akan ikut naik ketika Anda mengangkat tangan, detailnya juga kurang.

Suitsupply memerhatikan masalah ini. Mereka memakai bahan wol (walau ada sedikit yang memakai campuran sintetis), konstruksinya memakai kain kuda (half canvassed) sehingga jasnya akan menyesuaikan dengan tubuh Anda, lubang lengannya tinggi, dan detail yang ada juga membuat jasnya tampak lebih mahal dari harga sebenarnya.

Berita baiknya untuk kita di Indonesia, Suitsupply sudah membuka toko di Singapura. Jadi tidak terlalu jauh untuk bisa melihat jasnya secara langsung. Selalu lebih baik untuk bisa melihat langsung, daripada bergantung pada pendapat orang. Reputasinya di Styleforum juga bagus: http://www.styleforum.net/t/250682/suitsupply-nyc

Saya sudah melihat kualitas Suitsupply secara langsung. Untuk harganya, saya pikir tidak ada jas RTW lain yang sebagus itu. Tapi ada sedikit keluhan, harga Suitsupply dalam Euro sekitar 25% lebih murah daripada USD atau GBP. Bahkan harga di Singapura 30% lebih mahal. Setelan jas termurah sekitar Rp 6,2 juta (S$659). Mirip dengan kalau Anda membeli secara online dari Indonesia, US$469 untuk jasnya dan $35 untuk ongkos kirim. Untungnya, Suitsupply menanggung semua bea masuk.

Saya suka Suitsupply. Tapi dengan Rp 6 juta Anda bisa menjahit jas di Indonesia, dengan bahan wol dan juga konstruksi half canvassed. Agak sulit memang, apalagi menemukan penjahit yang cocok tidak mudah. Sementara Anda tahu apa yang akan didapat kalau membeli jas RTW.

Mencari tukang cukur yang mengerti Anda sama pentingnya dengan mencari penjahit yang bagus. Selain pakaian, rambut adalah kesan pertama yang ditangkap orang mengenai Anda. Mungkin kedengarannya kurang adil, tapi begitulah kenyataannya.

Di tulisan saya mengenai memotong rambut (http://pakaiapahariesok.blogspot.com/2014/12/memotong-rambut.html) dijelaskan potongan rambut apa yang cocok dengan bentuk wajah Anda. Jadi, sekarang tinggal mencari tukang cukur yang tepat.

Barbershop premium sekarang menjamur di kota-kota besar di Indonesia. Kalau beberapa tahun lalu para pria harus pergi ke salon (yang fokus utamanya melayani wanita) atau ke pangkas rambut, sekarang kita punya lebih banyak pilihan.

Saya sudah coba memotong rambut di beberapa barbershop premium di Jakarta, dan pelayanannya cukup serupa. Harganya bervariasi dari Rp 40.000 sampai Rp 100.000 tergantung tempat dan lokasi. Kemampuan tukang cukurnya bisa dibilang tidak jauh berbeda dengan yang di pangkas rambut. Katanya mereka berasal dari daerah yang sama, Garut atau Tasikmalaya di Jawa Barat. Jadi, perbedaannya ada di pelayanan.

Saya menyarankan Anda mencoba beberapa barbershop sampai merasa menemukan tukang cukur yang mengerti Anda. Kalau rasanya potongannya cukup bagus untuk pertama kali, coba kembali lagi untuk memastikan. Hubungan Anda dengan sang tukang cukur akan menentukan hasil potongan rambut Anda.

Di barbershop premium, biasanya Anda akan dipijat selama lima menit setelah rambut selesai dipotong. Setelah itu Anda akan ditanya apa rambutnya mau diberi pomade. Kebanyakan orang mau.

Jangan lupa memberi tip ke tukang cukur Anda.

Membeli dan merawat sepatu adalah dua hal berbeda. Banyak pria yang punya begitu banyak sepatu tapi tidak merawatnya. Sayang sekali. Untuk apa membeli sepatu mahal-mahal kalau tidak dirawat?

Saya masih bisa mengerti kalau itu sneakers, walau saya pikir sneakers pun perlu dibersihkan secara reguler. Keunggulan sepatu kulit adalah akan terlihat semakin indah seiring umur. Tanpa perawatan, Anda tidak akan pernah melihat sepatu itu bertambah cantik semakin tua.

Mungkin sebagian pria merasa tidak punya waktu untuk menyemir sepatu. Tapi setidaknya cobalah sikat sepatu secara reguler, dan pakai conditioner kalau kulitnya terlihat kering (mungkin sekali tiap satu atau dua bulan). Tentunya lebih baik kalau disemir. Semir cepat sudah cukup kalau Anda tidak punya waktu berjam-jam untuk membuatnya berkilau seperti cermin. Justin dari The Shoe Snob menulis instruksi yang rinci agar sepatu tampak berkilau seperti kaca: http://www.theshoesnobblog.com/polish-your-shoes-properly

Cara sederhana untuk menyemir sepatu sebagai berikut:

Satu, lepas tali sepatu.

Dua, sikat sepatu untuk membersihkan debu yang menempel.

Tiga, gunakan semir berbahan wax atau krim (wax lebih mengkilap, sedangkan krim lebih menyerap ke kulit). Jangan pakai semir cair karena akan membuat kulit kering. Lilit jari tengah dan telunjuk dengan kain katun, celupkan ke semir, oleskan ke sepatu, jangan terlalu keras, pelan saja sampai merata ke seluruh sepatu.

Empat, diamkan 10-15 menit sampai semirnya kering.

Lima, sikat sisa semirnya sampai bersih.

Kalau Anda masih ragu, atau tidak ingin menyemir sepatu sendiri, ada dua tempat di Jakarta yang melayani semir sepatu. Lou Leather Care di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, dan Topside Shoe Polish di Plaza Senayan. Mereka memakai produk dari Saphir, sangat bagus untuk sepatu. Saya baru pernah ke Lou dan cukup puas dengan hasil kerjanya.

Ada kalanya Anda berpakaian lebih santai, tapi ada saat di mana Anda perlu berpakaian rapi. Hari Senin di kantor, misalnya.

Tidak banyak orang Indonesia yang mengenakan setelan jas di kantor. Saya pernah bertemu dengan pejabat bank sentral yang tidak memakai jas dan dasi. Padahal mereka memegang posisi penting. Orang Indonesia memang begitu adanya. Cenderung santai dalam berpakaian.

Berikut ini adalah cara sederhana untuk memperbaiki penampilan Anda di kantor. Kalau Anda memakai setelan jas, pilih warna biru atau abu-abu. Semakin gelap, semakin formal. Jangan memakai biru muda, terlalu kasual.

Kalau hanya mengenakan kemeja dan celana panjang, coba perhatikan pakaian Anda sekarang. Apa Anda memakai kemeja putih berlengan pendek dan celana panjang hitam? Itu identik dengan karyawan magang atau masih dalam percobaan. Cobalah memakai kemeja lengan panjang putih atau biru muda, dengan celana abu-abu atau navy. Gulung lengannya kalau Anda mau.

Orang Indonesia sering memakai setelan jas hitam atau celana hitam. Tapi sebenarnya, warna hitam bukan untuk bisnis. Walau mungkin terlihat fashionable, saya lebih suka warna midnight blue (ini bisa jadi topik tersendiri) kalau memang harus memakai warna serupa.

Selagi memerhatikan pakaian Anda, pastikan juga kalau warna ikat pinggang dan sepatunya serupa. Cokelat dengan cokelat, hitam dengan hitam. Tidak harus sama persis, asalkan mirip.

Sale sering menipu. Kadang Anda mendapat barang yang sudah diincar lama dengan harga murah. Tapi sering juga Anda membeli barang yang akhirnya jarang dipakai.

Supaya tidak membuang uang, kuncinya adalah membuat daftar belanja. Saya pernah menulis tentang mengoleksi pakaian. Betapa pentingnya mempunyai daftar barang yang Anda perlukan. Anda mungkin menginginkan banyak hal, tapi cobalah tanya ke diri sendiri, apa perlu? Pria berbeda dengan wanita, yang bisa mengganti pakaian mereka tiap musim. Kita cenderung memakai barang yang itu-itu lagi.

Dengan membuat daftar, Anda bisa fokus mencari barang yang diperlukan ketika diskon. Tidak menumpuk pakaian yang kurang berguna. Dengan demikian, Anda juga menghemat uang untuk hal-hal yang lebih penting.

Lain kali, kalau ada sale, buatlah daftar sebelum pergi berbelanja. Lebih baik lagi kalau Anda membuat daftar belanja setiap tahunnya.

Sepatu bagus adalah investasi. Kebanyakan orang mungkin tidak akan sadar Anda memakai jas murah (kalau ukurannya pas) atau kemeja murah, tapi tidak demikian halnya kalau Anda memakai sepatu murah.

Sepatu yang murah terbuat dari kulit yang jelek, seringkali bahkan bukan dari kulit. Sepatu murah tidak tampak semakin bagus ketika menua. Pernahkah Anda melihat sepatu kulit mengelupas? Itu tanda kulitnya jelek, atau mungkin kulit sintetis. Sepatu murah biasanya juga tidak memiliki konstruksi yang bagus. Umurnya mungkin hanya satu atau dua tahun.

Saya bukan ahli soal konstruksi sepatu, tapi secara umum konstruksi Goodyear welt adalah tanda sepatu bagus. Walaupun membuat sepatu terlihat lebih tebal. Orang Inggris menyukainya untuk melawan hujan. Orang Italia lebih memilih konstruksi Blake karena lebih ramping, walau lebih rentan cuaca basah.

Anda juga perlu memerhatikan kualitas kulit. Kulit sintetis yang terlihat seperti plastik harus dihindari. Kulit full grain adalah yang terbaik, walau mahal. Masalahnya, sekarang semakin banyak pembuat sepatu, yang terkenal sekalipun, menggunakan kulit corrected grain untuk menghemat biaya.

Singkatnya, corrected grain adalah kulit asli, tapi cacatnya (dari bekas luka atau tanda lainnya) sudah ditutupi cat. Kadang mereka terlihat mengkilap, seperti plastik. Walau tidak semengkilap sintetis. Kekurangannya adalah catnya lama-kelamaan akan retak.

Tapi katanya, ada mereka yang memakai sepatu terbuat dari corrected grain bertahun-tahun. Jadi mungkin tidak masalah selama Anda tidak membeli yang terlalu plastik. Sepatu corrected grain juga lebih murah. Sepertinya kebanyakan pembuat sepatu di Indonesia menggunakan corrected grain. Mohon koreksinya kalau saya salah.

Tidak mudah untuk membedakan kulit full grain dan corrected grain. Coba raba kulitnya. Harusnya terasa seperti kulit sungguhan. Atau tanya ke penjaga toko. Biasanya corrected grain menggunakan istilah seperti bookbinder atau polished leather.

Tapi kalau Anda punya uang, belilah sepatu full grain. Itu yang terbaik. Investasi Anda tidak akan terbuang percuma.

Sepertinya pria Indonesia sekarang lebih peduli pada pakaian. Sebuah artikel dari The Jakarta Post menyatakan, pasar pakaian pria di Indonesia bertumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu pertumbuhannya 10%, tidak jauh dari pertumbuhan pakaian wanita sebesar 14%.

Ini berita baik. Dan cukup menjelaskan kenapa banyak brand global yang membuka toko di sini. Anda bisa menemukan Brooks Brothers, TM Lewin, Fred Perry, Thomas Pink di mal-mal besar Jakarta sekarang.

Seperti biasa, harganya lebih tinggi di sini. Tapi setidaknya kita punya lebih banyak pilihan dalam membeli pakaian. Semoga akan ada lebih banyak brand yang masuk ke Indonesia. Saya pikir kita perlu lebih banyak pakaian dan sepatu asal Inggris di sini. Bagaimana menurut Anda?

NB: Ini adalah tautan artikelnya. http://www.thejakartapost.com/news/2014/09/15/menswear-market-gold-ri-s-apparel-business.html

Mengoleksi pakaian perlu waktu. Anda tidak bisa membangun koleksi pakaian dalam sekejap walau punya uang banyak. Selera kita senantiasa berubah. Apa yang terlihat sempurna sekarang bisa tampak salah esok hari. Kesabaran juga diperlukan di sini. Dan sulit untuk menghindar dari kesalahan.

Saya juga pernah salah. Ada yang cukup mahal, ada yang tidak. Saya belajar dari pengalaman. Pentingnya fokus pada kualitas daripada kuantitas. Gunanya membuat daftar belanja. Bahwa ukuran ternyata sangat penting. Dan masih banyak lagi yang perlu dipelajari.

Ketika mulai mengoleksi pakaian, saya ingin punya banyak sepatu. Karena uang terbatas, saya pun berkompromi. Membeli sepatu yang lebih murah. Mengorbankan kualitas demi kuantitas. Beberapa tahun kemudian, sepatunya mulai menua dan tidak layak pakai. Seharusnya saya membeli sepatu yang lebih bagus walau harganya bisa dua sampai tiga kali lipat. Walau lebih sedikit, tapi masih bisa saya pakai sampai sekarang.

Saya juga pernah jadi korban sale. Membeli pakaian yang cuma dipakai beberapa kali. Karena saya tidak punya daftar belanja. Akhirnya di lemari banyak pakaian yang jarang dipakai. Misalnya, lebih baik punya satu setel jas navy, satu kemeja putih, satu kemeja biru, dan dua dasi, daripada satu setel jas navy, selusin kemeja berpola, tapi tidak ada dasi.

Saya belajar pentingnya memiliki daftar belanja ketika mengoleksi pakaian. Tujuannya agar pakaian yang ada bisa dipadupadankan. Daftar tersebut akan menjadi panduan berbelanja bahkan di saat sale. Kalau tidak ada di daftar, mungkin barangnya memang tidak Anda perlukan.

Pakaian jadi (ready to wear) dibuat untuk tipe badan orang umum. Kalau Anda tinggi kurus, atau pendek gemuk, kemungkinan tidak ada yang akan pas dengan sempurna. Mungkin kemejanya terlalu besar di pinggang, atau lengannya terlalu panjang. Celana jadi biasanya perlu dipotong.

Ketika membeli kemeja atau jas, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah bahu. Pastikan garis bahunya jatuh tepat di ujung tulang bahu Anda. Kalau tidak pas di bahu, lebih baik tidak dibeli. Hampir semuanya bisa dipermak, kecuali bahu. Untuk celana, coba rasakan apakah nyaman di bagian pantat dan paha, karena lebih mudah mengecilkan pinggang.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Jangan takut untuk melakukan kesalahan selama Anda belajar darinya.

Mudah sekali tersesat di dunia sneakers yang penuh warna. Begitu banyak merek dan warna sampai kita lupa bahwa seringkali yang lebih sederhana lebih bagus.

Salah satu jenis sepatu yang paling serba guna adalah sneakers putih. Kita hanya perlu mencari yang tidak ada logo atau, kalau ada, sedikit saja. Seperti ini contohnya.

German Army Trainers (GATs), sesuai namanya, dibuat untuk militer Jerman. Sepatu ini dipakai berolahraga di dalam ruang. Kalau desainnya terasa familiar, memang karena Adolf dan Rudolf Dassler bersaudara yang membuatnya. Adolf, alias Adi, membuat Adidas sesudah bertengkar dengan Rudolf yang lalu menciptakan Puma.

Desain sederhana dan minimalis ini sudah ditiru dari tahun ke tahun. Bahkan desainer Martin Margiela membuat tiruannya, seharga US$500. GATs aslinya dijual seharga $30, walau sekarang dijual di eBay sekitar $70 sampai $80 setelah produksi berhenti di tahun 1980-an.

Common Projects Achilles adalah sneakers putih yang paling populer sekarang. Harganya sekitar $350, cukup mahal untuk sneakers. Tapi banyak orang berpikir itu harga yang pantas karena sepatunya dibuat di Italia, memakai kulit berkualitas, dan solnya dijahit, bukan dilem.

Karena saya tinggal di Indonesia, cukup sulit untuk mendapatkan brand seperti Common Projects. Kalaupun bisa membeli saat diskon, ada ongkos kirim dan pajak impor yang cukup tinggi.

Tapi ada alternatif lain yang bisa ditemukan di sini. Dan sepatunya juga tergolong klasik. Adidas Stan Smith, Converse All Star, Vans Authentic bisa didapat dengan harga di bawah atau sekitar $100 (dengan asumsi rupiah per dolar di Rp 12.000). Mereka juga cocok dipakai dengan jeans dan kaos, maupun dengan sports jacket.

Interstellar adalah fiksi ilmiah yang bagus, tapi (tenang, ini bukan resensi film) yang paling menarik adalah dua aktor utamanya: Arloji Hamilton. Mereka memainkan peran penting dan, menurut saya, mereka adalah contoh tepat dari sebuah jam tangan yang bagus. Tampak abadi, memiliki pergerakan otomatis, dan cukup rapi (walau tergolong kasual).

Kemungkinan besar, satu-satunya perhiasan yang dipakai seorang pria adalah jam. Karena itu, waktu bukanlah pertimbangan utama dalam membeli jam. Tapi estetika. Arloji yang Anda pakai merepresentasikan diri Anda. Kalau sering memakai jas, maka pantasnya memakai dress watch dengan muka putih dan tali kulit. Kalau suka olahraga, mungkin cocok memakai dive watch dengan tali rantai. Bagaimana dengan jam digital? Cukup untuk berolahraga saja.

Pada dasarnya, ketika mencari dress watch fokuslah pada kesederhanaan. Dress watch cenderung terlihat sederhana. Hanya menunjukkan waktu, terkadang tanggal dan hari juga. Muka warna putih lebih formal daripada hitam. Talinya terbuat dari kulit. Ukurannya kecil, saya pikir diameternya sebaiknya maksimal 38mm.

Lebih rinci lagi, berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika membeli arloji:

Mekanis atau quartz? Jam mekanis (manual atau automatic) tidak memakai baterai. Mereka digerakkan oleh mainspring, dan akan berfungsi sendiri selama Anda pakai. Kekurangannya, mereka kalah akurat oleh jam quartz. Tapi di balik itu ada keahlian yang layak diberi apresiasi.

Baru atau vintage? Jam kuno punya penggemar sendiri. Ada banyak cerita menarik di balik jam kuno. Biasanya harganya juga lebih murah. Bahkan ada kolektor jam yang lebih suka mengoleksi vintage. Kalau di Jakarta, coba cek ke Batu Tulis. Ada juga beberapa blog yang menjual jam kuno.

Apakah dibuat oleh perusahaan arloji? Saya kurang menyarankan jam yang dibuat oleh desainer atau perusahaan yang fokusnya di bidang lain. Jam yang dibuat oleh perusahaan arloji adalah yang terbaik dari segi nilai.

Sederhana atau komplikasi? Dalam istilah jam, komplikasi adalah fungsi lain selain menunjukan waktu. Semakin banyak komplikasi, maka jamnya semakin kasual.

Besar atau kecil? Sekarang orang cenderung memakai arloji berukuran besar. Saya suka yang kecil, maksimal 38mm. Tapi kebanyakan pria kini memakai 42mm. Tentu ini tergantung ukuran pergelangan tangan. Kalau besar maka Anda bisa memakai jam yang besar.

Mukanya berwarna putih atau lainnya? Putih identik dengan formal, dan yang lainnya kasual. Walau ini juga tergantung faktor lainnya. Dive watch dengan muka putih tidak terlihat formal.

Pergerakannya asal Swiss atau Jepang? Dulunya jam Swiss memiliki pergerakan lebih bagus daripada Jepang, tapi sekarang Jepang tidak ketinggalan. Saya pikir keduanya menawarkan kualitas yang sama. Contohnya Grand Seiko. Saya pernah membaca beberapa testimoni kalau pergerakan jam Grand Seiko lebih bagus daripada Omega atau Rolex.

Semoga tulisan ini membantu Anda membeli arloji yang bagus. Kalau ada informasi yang bisa dibagi, silakan tulis di boks komentar.

Dulu dipakai sebagai kaos dalam oleh para serdadu, kini kaos menjadi salah satu jenis pakaian pokok pria. Tidak ada lemari pakaian yang lengkap tanpa adanya kaos. Ideal untuk berakhir pekan, dikenakan dengan jeans dan sneakers.

Membeli kaos yang bagus tidaklah sulit. Pertama, pastikan ukurannya tepat. Pas di badan, tapi tidak ketat. Juga tidak kelonggaran dua nomor.

Kedua, pilihlah kaos polos kalau ingin berpakaian rapi. Kaos bergambar memberikan pernyataan tertentu, seperti musik dengan kaos band, atau hal lainnya seperti politik atau isu sosial.

Ketiga, coba warna yang Anda suka dan selaras dengan warna kulit. Putih, navy, dan abu-abu cocok dengan semua orang. Saya pikir warna kuning cocok untuk orang berkulit hitam.

Keempat, mau kerah bulat atau kerah V. Saya lebih suka kerah bulat, tapi kalau Anda memakai kerah V tolong jangan perlihatkan bagian dada terlalu banyak, terutama bulu dada. Tidak pantas.

Keunggulan lainnya dari kaos adalah harganya terbilang murah. Memang ada kaos buatan desainer, tapi tidak saya sarankan. Anda bisa mendapatkan kaos yang bagus di Uniqlo, Muji, H&M, Topman, atau merek lainnya.

Dalam berpenampilan, potongan rambut yang bagus sama pentingnya dengan pakaian. Kabar baiknya, bagi kita yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia, ada semakin banyak barbershop jadi kita punya lebih banyak opsi. Kabar buruknya, banyak tukang cukur di barbershop yang kemampuannya pas-pasan.

Masalahnya adalah, ada pemilik yang mau mendapat uang banyak tapi mengorbankan pelayanan. Sang tukang cukur terpaksa melayani lebih banyak pelanggan, dan hasilnya potongannya berantakan. Ditambah lagi, banyak barbershop yang sepertinya mendorong pelanggan untuk dipotong bergaya pompadour padahal belum tentu cocok.

Pelanggan mungkin berpikir mereka akan terlihat seperti David Beckham,

Hampir semua orang punya celana jeans. Bagus, nyaman dipakai, dan perawatannya mudah. Jeans juga serba guna. Bisa dipakai hampir ke semua tempat. Salah satu karakter jeans yang sangat menarik adalah individual. Dua orang bisa membeli sejenis celana jeans yang sama, tapi ketika dipakai akan tampak beda.

Jeans terbuat dari bahan denim mentah (ada yang dicuci lebih dulu supaya memberi efek pudar, usang). Bahan denim mentah yang terbaik berasal dari Jepang. Tapi seperti kata pepatah, ada harga ada barang. Saya tidak merekomendasikan merek tertentu, tapi ada baiknya Anda menimbang beratnya dan melihat potongannya sebelum membeli. Semakin berat, semakin keras rasanya saat pertama kali dipakai.

Favorit saya sekarang adalah jeans biru gelap dengan potongan ramping, yang terbuat dari denim mentah. Pada awalnya rasanya seperti memakai kardus, tapi lama-kelamaan jeans itu melembut dan mengikuti bentuk kaki. Rasanya seperti memakai sesuatu yang khusus didesain untuk Anda.

Jeans yang paling rapi berwarna biru gelap. Mereka pantas dipadukan dengan sneakers atau sepatu rapi. Jeans seperti ini wajib dimiliki semua pria. Saya tidak menyarankan warna hitam kecuali Anda seorang bintang rock atau desainer.

Oh, kalau tahu brand Indonesia mana yang menjual jeans berkualitas, silakan tulis di sini.

Kaos polo adalah salah satu pakaian favorit saya. Kasual, tapi juga terlihat rapi. Cocok dipakai untuk berakhir pekan, pergi ke pantai, atau kencan dengan pasangan. Bahannya, biasanya terbuat dari katun pike, cocok dengan iklim tropis.

Kaos ini awalnya dipakai untuk bermain polo. Tapi kaos polo yang kita kenal sekarang didesain oleh pemain tenis Réne Lacoste, karena dia merasa kaos tenisnya terlalu kaku dan tidak nyaman. Sejak itu, orang akan ingat pada kaos polo ketika mendengar nama Lacoste, bersamaan dengan Fred Perry dan Ralph Lauren.

Kaos polo yang sempurna memiliki logo seminim mungkin, potongannya ramping, tapi tidak terlalu pendek. Sayang sekali Ralph Lauren menaruh logo kuda begitu besar di bagian dada.

Saya suka polo dari Lacoste dan Fred Perry. Anak muda Indonesia sepertinya cenderung memilih Fred Perry karena faktor musik dan budaya. Keduanya memiliki potongan reguler dan slim, dan ukurannya cocok untuk mayoritas pria.

Belakangan ini, saya mencari polo yang tidak memiliki logo. Ada di H&M tapi sayang potongannya terlalu kotak, sementara yang di Uniqlo agak pendek. Keduanya cukup bagus, dan harganya jauh lebih terjangkau.

Ada mereka yang beruntung bisa memiliki lusinan sepatu, dan ada juga yang baru mulai mengoleksi. Namun, semua pria perlu punya koleksi sepatu wajib yang bisa dipakai di situasi yang sangat formal sampai yang paling santai.

Berdasarkan pengalaman dan setelah menyimak diskusi soal ini, berikut adalah lima sepatu yang menurut saya perlu Anda miliki.

Seorang pria perlu mempunyai sepasang sepatu oxford hitam. Ini adalah tipe sepatu yang paling formal, bisa Anda pakai untuk rapat direksi atau pernikahan. Kalau tempat kerja Anda cukup santai, mungkin Anda akan jarang memakai sepatu ini. Tapi wajib hukumnya untuk punya sepatu hitam ini. Pastikan desainnya polos, tanpa perforasi.

Warna cokelat kalah formal ketimbang hitam. Sepatu cokelat yang paling formal adalah oxford, dan sepatu yang makin kasual memiliki lebih banyak perforasi. Menurut saya, sepatu cokelat yang paling serba guna adalah wingtip. Bisa dipakai di mana saja baik di kantor atau mal. Sepatu cokelat yang warnanya lebih gelap cenderung lebih formal. Gambar di atas adalah sepatu derby, terlihat dari bagian talinya yang terbuka, dan tidak begitu formal dibandingkan oxford.

Ada banyak variasi loafer: Penny loafer, boat shoes, driving shoes, dan sebagainya. Tapi model di atas yang paling serba guna. Anda bisa memakainya di akhir pekan atau sepanjang minggu. Saya suka loafer berwarna burgundy atau cokelat.

Saya tidak terlalu suka work boot, yang sekarang sedang trendi di Indonesia. Selain karena udaranya panas, saya tidak berjalan kaki di tempat terbuka sesering itu. Tapi tentu ini tergantung setiap individu. Untuk boot, saya lebih memilih chukka atau desert boot. Koleksi Clarks cukup bagus dan harganya bisa dibilang masih terjangkau.

Menurut saya, sneakers yang paling serba guna harus sepolos mungkin. Saya suka warna putih karena mudah dipadukan dengan jeans atau celana rapi. Banyak pria sekarang yang memilih Common Projects walaupun harganya tinggi. Ada alternatif yang lebih murah, seperti Converse All Star, Vans Authentic, Adidas Stan Smith. Kelebihannya juga, mereka tergolong klasik.

Seorang pria perlu punya setidaknya satu setel jas. Mungkin saja hidup Anda supersantai, tapi pasti ada acara di mana Anda diwajibkan memakai jas. Mungkin pernikahan atau acara lain. Memang, Anda bisa saja memakai batik di acara yang paling formal sekalipun (topik ini perlu pembahasan sendiri). Namun tidak ada yang mengalahkan penampilan seorang pria dalam setelan jas yang pas.

Kata ‘jas’ sepertinya berasal dari bahasa Belanda ‘jasje’ yang berarti ‘jaket’. Cukup masuk akal karena Indonesia dulu dijajah Belanda. Yang disebut setelan jas adalah jaket dan celana yang terbuat dari bahan yang sama.

Seorang pria perlu memiliki setelan jas seperti ini: Warna navy atau abu-abu polos (tergantung selera dan warna kulit), dua kancing, kerah model notch, dua vent, kantong dengan tutup. Tidak ada lipatan di bagian pinggang atau kaki celana. Ini adalah model klasik yang tak lekang dimakan zaman.

Di Indonesia, ada dua cara untuk memiliki jas. Pertama, buat di penjahit; dan kedua, beli di toko. Harganya mungkin mirip karena ongkos menjahit jas di Indonesia cenderung murah berhubung gaji pekerjanya lebih kecil dibandingkan di luar negeri. Saran saya, hati-hati memilih penjahit karena ada yang hasil kerjanya buruk.

Jika Anda ingin membeli jas di toko, cobalah sebanyak mungkin terlebih dahulu. Jangan malu untuk bertanya ke pelayan toko. Kalau ada pertanyaan, silakan tulis di boks komentar.

Berpenampilan rapi di cuaca panas lebih sulit, apalagi di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Karena itu, banyak pria yang memakai kaos dan celana pendek, daripada kemeja dan celana panjang. Sebenarnya tidak masalah memakai kaos dan celana pendek (asal pas dan bersih). Tapi pakaian yang lebih bagus akan membuat Anda tampak lebih seperti gentleman.

Berikut ini adalah panduan berpakaian di iklim tropis:

Satu, pilih yang ringan. Pakailah baju yang Anda rasa ringan. Coba timbang beratnya di tangan. Pakaian yang ringan membantu udara bersirkulasi. Tentu ini juga tergantung bahannya, yang akan dijelaskan pada poin berikut.

Dua, perhatikan bahannya. Ada bahan yang memiliki sirkulasi udara lebih baik. Bahan sintetis, seperti poliester, menahan udara dan akan membuat Anda lebih berkeringat dibandingkan linen atau katun. Saya sarankan Anda tidak memakai bahan sintetis atau campuran sintetis, kecuali berada di tempat ber-AC terus. Ini mungkin sekali kejadian di Jakarta.

Tiga, pakaian tertutup. Percaya atau tidak, pakaian tertutup mengurangi sengatan sinar matahari langsung ke kulit, sehingga Anda akan merasa lebih sejuk. Tapi ini bergantung pada kedua faktor di atas. Percuma kalau Anda memakai kemeja lengan panjang yang bahannya berat.

Empat, warna cerah. Pakaian berwarna cerah memantulkan lebih banyak cahaya matahari daripada pakaian berwarna gelap. Pilihlah warna putih, biru muda, abu-abu, dan warna cerah lainnya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Gambar di atas adalah piramida berpakaian: Ukuran, bahan, dan gaya. Ketika membeli pakaian, yang paling penting diperhatikan adalah ukuran. Setelan jas yang paling mahal pun tidak akan terlihat bagus kalau ukurannya tidak pas. Sayangnya, banyak pria yang mengabaikan masalah ukuran demi bahan atau gaya.

Pakaian yang bahannya bagus biasanya berkualitas. Sedangkan gaya tergantung pada selera dan kepribadian Anda. Tapi yang paling penting adalah ukuran. Ketika kita ingin membangun koleksi pakaian — bukan sekedar menumpuk pakaian berjejeran di lemari — ketiga faktor di atas perlu diperhatikan. Beli pakaian hanya kalau ketiga faktor itu terpenuhi.

Tip buat Anda, kalau menemukan pakaian yang bagus tapi tidak begitu pas, bawa ke penjahit.