The Dirty Dozen
18 Agustus
Masih dalam perayaan kemerdekaan, kali ini kami akan membahas sejenis jam yang pernah mengalami masa-masa tentara Indonesia melawan penjajahan, yaitu The Dirty Dozen.
Jam yang dipesan oleh Ministry of Defence (MoD alias Kementerian Pertahanan) Inggris ini dibuat oleh 12 produsen jam asal Swiss (karena itu disebut The Dirty Dozen), yaitu (sesuai alfabet) Buren, Cyma, Eterna, Grana, IWC, Jaeger Le-Coultre, Lemania, Longines, Omega, Record, Timor, dan Vertex. Pesanannya dikirim tahun 1945, di tahun Indonesia merdeka.
The Dirty Dozen - watchesofknightsbridge.com |
MoD memesan jamnya dengan spesifikasi khusus berhubung akan dipakai di medan perang. Dial hitam, angka Arab, kaca anti pecah, penunjuk jam yang menyala, dengan ukuran antara 35-38 mm. Di bagian belakangnya ada tanda panah “broad arrow” yang identik dengan militer dan kode W.W.W. yang berarti Watch. Wrist. Waterproof. Fungsi lebih penting daripada bentuk pada masa itu. Desainnya sendiri agak bervariasi antara produsen.
W.W.W. - ulricofengland.com |
Yang menarik, karena jamnya baru dikirim ketika perang di Eropa hampir berakhir, maka sebagian jamnya pun lalu dijual ke tentara lain, termasuk tentara Belanda K.N.I.L. (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang masih berperang dengan para pejuang Indonesia. Beberapa jam ini akhirnya jatuh ke tangan orang Indonesia entah dengan cara apa, yang ditandai dengan diguratnya tulisan K.N.I.L. di belakang jam dan diganti dengan A.D.R.I. (Angkatan Darat Republik Indonesia).
A.D.R.I. - acollectedman.com |
Ke-12 produsen jam ini mengirim total sekitar 150 ribu jam, tergantung kapasitas masing-masing. Yang paling langka adalah Grana karena hanya membuat sekitar 1.000 sampai 1.500 jam sehingga menjadi buruan para kolektor. Hanya IWC, JLC, dan Omega yang mencatat total produksi, yaitu masing-masing 6.000, 10 ribu, dan 25 ribu.
Grana - hodinkee.com |
Banyak yang mengatakan kalau buatan Longines adalah yang favorit. Mungkin karena ukurannya yang tergolong besar (38 mm) dan juga bentuk case yang menarik serta penunjuk jam katedral. Ada juga yang memilih IWC karena mesinnya yang paling bagus di antara 12 produsen jam ini. Para pemula mungkin bisa memulai dengan Cyma karena relatif lebih terjangkau dari segi harga dan jumlah.
Yang cukup disayangkan adalah banyak jam ini yang tidak lagi asli sepenuhnya karena bagian-bagiannya diganti dengan sembarangan. Faktor perang mungkin lebih mementingkan kecepatan daripada ketelitian. Sehingga ada bagian yang tertukar. Karena itu perlu berhati-hati dalam mencari jam ini.
Kalau Anda berminat namun kesulitan menemukan The Dirty Dozen, bisa juga beralih ke Hamilton, Bulova, atau Smiths yang membuat jam serupa tapi tak sama. Memang jam militer ini tidak indah, namun memiliki daya tarik tersendiri.
0 comments