Masih dalam perayaan kemerdekaan, kali ini kami akan membahas sejenis jam yang pernah mengalami masa-masa tentara Indonesia melawan penjajahan, yaitu The Dirty Dozen.
Jam yang dipesan oleh Ministry of Defence (MoD alias Kementerian Pertahanan) Inggris ini dibuat oleh 12 produsen jam asal Swiss (karena itu disebut The Dirty Dozen), yaitu (sesuai alfabet) Buren, Cyma, Eterna, Grana, IWC, Jaeger Le-Coultre, Lemania, Longines, Omega, Record, Timor, dan Vertex. Pesanannya dikirim tahun 1945, di tahun Indonesia merdeka.
The Dirty Dozen - watchesofknightsbridge.com |
MoD memesan jamnya dengan spesifikasi khusus berhubung akan dipakai di medan perang. Dial hitam, angka Arab, kaca anti pecah, penunjuk jam yang menyala, dengan ukuran antara 35-38 mm. Di bagian belakangnya ada tanda panah “broad arrow” yang identik dengan militer dan kode W.W.W. yang berarti Watch. Wrist. Waterproof. Fungsi lebih penting daripada bentuk pada masa itu. Desainnya sendiri agak bervariasi antara produsen.
W.W.W. - ulricofengland.com |
Yang menarik, karena jamnya baru dikirim ketika perang di Eropa hampir berakhir, maka sebagian jamnya pun lalu dijual ke tentara lain, termasuk tentara Belanda K.N.I.L. (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang masih berperang dengan para pejuang Indonesia. Beberapa jam ini akhirnya jatuh ke tangan orang Indonesia entah dengan cara apa, yang ditandai dengan diguratnya tulisan K.N.I.L. di belakang jam dan diganti dengan A.D.R.I. (Angkatan Darat Republik Indonesia).
A.D.R.I. - acollectedman.com |
Ke-12 produsen jam ini mengirim total sekitar 150 ribu jam, tergantung kapasitas masing-masing. Yang paling langka adalah Grana karena hanya membuat sekitar 1.000 sampai 1.500 jam sehingga menjadi buruan para kolektor. Hanya IWC, JLC, dan Omega yang mencatat total produksi, yaitu masing-masing 6.000, 10 ribu, dan 25 ribu.
Grana - hodinkee.com |
Banyak yang mengatakan kalau buatan Longines adalah yang favorit. Mungkin karena ukurannya yang tergolong besar (38 mm) dan juga bentuk case yang menarik serta penunjuk jam katedral. Ada juga yang memilih IWC karena mesinnya yang paling bagus di antara 12 produsen jam ini. Para pemula mungkin bisa memulai dengan Cyma karena relatif lebih terjangkau dari segi harga dan jumlah.
Yang cukup disayangkan adalah banyak jam ini yang tidak lagi asli sepenuhnya karena bagian-bagiannya diganti dengan sembarangan. Faktor perang mungkin lebih mementingkan kecepatan daripada ketelitian. Sehingga ada bagian yang tertukar. Karena itu perlu berhati-hati dalam mencari jam ini.
Kalau Anda berminat namun kesulitan menemukan The Dirty Dozen, bisa juga beralih ke Hamilton, Bulova, atau Smiths yang membuat jam serupa tapi tak sama. Memang jam militer ini tidak indah, namun memiliki daya tarik tersendiri.
Ada dua hal yang menarik di Piala Dunia 2018. Pertama, pulangnya tim-tim unggulan seperti Jerman, Brasil, dan Argentina sebelum babak semifinal. Kedua, gaya manajer tim nasional Inggris, Gareth Southgate, dengan rompinya yang terlihat unik.
Ketika artikel ini ditulis, Inggris sedang berupaya melaju ke babak final dengan mengalahkan Kroasia. Southgate dengan rompinya di pinggir lapangan memang terlihat berbeda dibanding manajer timnas lain yang memilih mengenakan setelan jas atau tracksuit yang kasual.
Begitu populernya gaya Southgate sampai muncul tagar #WaistcoatWednesday dan penjualan rompi di Marks & Spencer meningkat tajam. M&S adalah produsen dari setelan jas timnas Inggris.
Gareth Southgate dan Rompinya yang Populer - cnn.com |
Keberadaan rompi di Inggris dimulai dari Raja Charles II yang mendeklarasikan pada tahun 1666 kalau rompi adalah bagian dari pakaian yang pantas dipakai di persidangan. Rompi sendiri masuk ke Inggris dibawa oleh para pengelana yang melihatnya di Persia dan India.
Pada abad ke-18 dan 19 rompi adalah salah satu pakaian utama. Umumnya berwarna terang, dan sering menggunakan warna yang berbeda dengan jasnya. Di akhir abad ke-19 rompi sering dipakai sebagai bagian dari 3-piece suit dengan jas dan celana yang berwarna sama. Namun popularitasnya menurun pada abad ke-20. Rompi tidak lagi menjadi sesuatu yang wajib, namun hanya pilihan.
Di Indonesia, rompi tergolong sesuatu yang langka. Paling umum dilihat dipakai oleh pengantin pria untuk melengkapi setelan jasnya, dengan bahan dan warna yang sama. Kita juga suka melihat rompi dipakai oleh pelayan restoran, petugas hotel, dan belakangan tukang cukur di barbershop modern.
Iklim tropis di Indonesia mungkin bisa menjelaskan kenapa rompi jarang dipakai. Karena rompi sendiri termasuk pakaian luar yang juga berfungsi sebagai penghangat. Kalau Anda harus memakai pakaian luar, mungkin lebih baik memilih jas atau jaket daripada rompi.
Penampilan Southgate juga menarik perhatian salah satu pembaca kami. Bambang menanyakan apakah ada perbedaan antara rompi yang dipakai sendiri (disebut odd waistcoat atau odd vest) dan rompi jas, serta pilihan warna apa yang cocok dipadukan dengan celana biru atau navy.
Secara bentuk, tidak ada beda antara odd vest dengan rompi jas. Namun bahan yang dipakai untuk odd vest biasanya lebih kasual. Warna abu muda atau cokelat muda bisa menjadi pilihan, karena mudah dipadukan dengan celana atau setelan jas berwarna biru, navy, abu, atau hitam.
Tipe Rompi Kiri Atas yang Paling Umum - pinterest.com |
Satu lagi, kami pikir memadukan rompi dengan blazer kurang disarankan. Kemungkinan besar Anda malah akan terlihat berlebihan ketimbang fashionable. Namun rompi yang cenderung santai dan agak longgar serta berbahan kasual mungkin bisa dipakai untuk santai dengan celana jeans.
Selamat mencoba! Dan terima kasih untuk Bambang atas pertanyaaannya.
Mungkin Anda masih mengira-ngira jawaban dari pertanyaan di atas. Tapi sederhana saja, jawabannya sangat penting.
Di Indonesia, di mana kita bisa dibilang jarang memakai jaket maka perhatian akan tertuju pada atasan (mungkin kemeja biasa atau batik) dan celana. Karena itu, memakai celana dengan fit yang baik menjadi sangat penting.
Bicara soal fit tentunya relatif. Setiap orang rasanya memiliki pandangan berbeda akan bentuk celana yang bagus. Ada yang menginginkan celana yang terlihat clean, ada yang ingin tampak slim. Apapun itu, pastikan proporsinya sesuai dengan tubuh Anda.
Celana yang Pas - permanentsyle.com |
Pria pada awalnya tidak memakai celana. Mereka memakai jubah (seperti kalau kita menonton film dengan setting Yunani kuno), namun untuk kepentingan perang pria pun mulai memakai celana. Konon penampakan celana pertama ada di sekitar abad keenam.
Bentuk celana pun tidak sama seperti sekarang. Pada abad ke-14, celananya terlihat seperti stocking. Ketat dan ada penutup kaki. Kemudian, celananya berubah menjadi menggembung di bagian paha namun tetap kecil di bawah.
Celana Serdadu Inggris Dulu - meningrey.net |
Baru pada abad ke-19 celananya tampak serupa dengan celana yang kita pakai sekarang. Dan juga berkat Edward VII, yang mempopulerkan untuk tidak mengancing kancing bawah jas, maka kita mengenal crease di tengah depan celana.
Sekarang ada berbagai model celana, dari yang baggy sampai skinny. Tapi prinsipnya tetap sama. Pilihlah yang cocok dengan tubuh Anda, dan kalau memang bisa coba saja untuk membuat celana di tailor. Terutama untuk yang sulit menemukan celana ready to wear yang cocok.
Seiko bisa dibilang adalah brand yang membingungkan dari segi positioning. Banyak yang menganggap Seiko adalah jam untuk pasar kelas menengah bawah, dan sebenarnya tidak salah juga karena Seiko menawarkan jam dari harga ratusan ribu sampai puluhan juta tergantung kualitasnya.
Kalau mayoritas orang menganggap Seiko adalah jam yang biasa dan umum, para penggemarnya bisa berburu berbagai varian Seiko dari berbagai masa. Jam vintage Seiko bahkan harganya meningkat pesat beberapa tahun terakhir.
Secara kualitas, Seiko memiliki seri yang bisa menandingi jam-jam luxury seperti Rolex, yaitu Grand Seiko. Bahkan movement GS terkenal sangat akurat, lebih akurat daripada jam-jam Swiss.
Banyak sekali sejarah Seiko yang menarik untuk dikupas. Tapi kali ini kami akan menyajikan infografis Seiko yang diambil dari situs Chrono24. Selamat menelusuri!
Di Indonesia agak sulit untuk menemukan dress shoes yang berkualitas dari brand ternama. Kalaupun ada, umumnya harganya cenderung tinggi bila dibandingkan membeli di luar negeri. Mungkin karena itu orang Indonesia suka belanja ketika liburan.
Brand Inggris seperti Edward Green, John Lobb, Crockett & Jones rasanya tidak bisa ditemukan di sini. Begitu pun dengan brand Eropa Timur seperti Saint Crispin’s atau Vass yang populer di kalangan pecinta sepatu, atau juga Alden dari Amerika.
Kami pernah melihat sepatu Inggris Loake di Sogo, yang sayangnya tidak bertahan lama sampai didiskon habis-habisan. Selain itu, ada juga brand Spanyol Carmina di Archie. Alternatif lainnya, mungkin mencari sepatu di Linea atau Clarks (yang akan hengkang dari Indonesia sebentar lagi).
Karena itu, mungkin ada baiknya untuk melirik dan juga mendukung brand sepatu lokal. Berikut ini beberapa pilihan kami, untuk berbagai model dan budget:
Fortuna Loafer - fortunashoes.co.id |
Sepertinya mayoritas pecinta sepatu di Indonesia sudah tahu Fortuna. Brand ini juga membuat sepatu Jalan Sriwijaya yang digemari di Jepang. Kebanyakan shape sepatunya (atau bahasa teknisnya last) cenderung klasik, agak bulat. Tapi inilah yang membuatnya everlasting. Harganya sekitar Rp 2,5 juta. Setahu kami semua konstruksinya Goodyear welt.
Winson Dress Boots - bicarasoalsepatu.blogspot.co.id |
Pemakai dress shoes yang menginginkan last yang terlihat lebih Eropa perlu mencoba Winson. Setahu kami tidak ada sepatu yang sudah jadi, tapi made to order. Kami dengar proses pemesanannya sendiri cukup memuaskan. Konstruksinya menggunakan Goodyear welt dan hampir semuanya dibuat dengan tangan. Harganya sekitar Rp 2,5 juta.
Mario Minardi Oxford - daman.co.id |
Mudah ditemukan di berbagai department store. Ini adalah salah satu brand yang banyak dipakai para pekerja ibukota. Dengan desain yang beragam, dari klasik sampai yang terlalu kotak. Sebagian kami suka, sebagian tidak. Sepertinya juga menggunakan berbagai macam konstruksi. Dijual dari sekitar Rp 1,8 juta.
Priere Derby - morebymorello.com |
Kalau memiliki budget terbatas, Priere bisa menjadi pilihan. Di harga Rp 600 ribu lebih sepertinya sulit menemukan sepatu dengan desain yang cukup baik seperti ini. Salah satu teman kami yang sudah memakainya pun merasa cukup puas. Dengan harga seperti ini konstruksinya sudah pasti bukan Goodyear welt.
Katanya, gambar berbicara layaknya ribuan kata. Karena itu, kali ini kami akan menyajikan infografis menarik dari situs The Suits of James Bond.
Infografis semua dinner jacket yang dipakai James Bond ada di sini, dari warna, bahan, model, sampai detail kecil lainnya. Penting untuk menjadi pertimbangan Anda sebelum membuat dinner jacket, alias tuxedo.
Infografis Tuxedo James Bond - bondsuits.com |
Mengakhiri tahun kemarin, banyak orang yang memilih untuk menghabiskan waktu dengan berlibur. Ada yang berlibur panjang, ada yang memilih liburan singkat semacam staycation. Dan ini membuat kami menyadari satu hal: banyak pria yang tidak memakai celana renang yang pas.
Kami melihat banyak pria yang memakai celana pendek saja ketika berenang, bukan celana renang spesifik. Bahkan ada yang memakai celana pendek kargo. Entah bagaimana caranya berenang dengan celana kargo yang berat itu.
Sejarah celana renang (atau pakaian renang) sendiri cukup menarik. Dahulu kala, para pria berenang telanjang bulat. Namun biasanya tidak di tempat yang sama dengan wanita. Lalu kemudian pakaian renang pertama masih terbuat dari wol, seperti wetsuit namun pastinya jauh lebih berat.
Tank Suit - gentlemansgazette.com |
Para pria baru bisa bertelanjang dada di tahun 1930-an di depan umum, dan sejak itu beragam jenis celana renang pun bermunculan. Dari yang memakai ritsleting sampai ikat pinggang. Warnanya pun beragam, dari yang polos sampai bercorak. Dan para produsen celana renang mulai menggunakan bahan yang bisa mengurangi serapan air, seperti Lycra.
Kini, kami pikir ada tiga jenis celana renang yang paling umum digunakan:
Berbagai Celana Renang - swim-dress.net |
1. Trunks
Celana renang yang paling umum digunakan. Tidak ketat, namun juga tidak longgar. Enak digunakan untuk berenang atau cuma berjemur. Biasanya panjangnya tidak terlalu jauh dari selangkangan. Seperti celana kuning di foto atas bagian bawah kanan.
2. Boardshorts
Bisa dibilang ini adalah versi panjang dari trunks. Hampir mencapai lutut atau kadang bahkan melebihi lutut. Umum dipakai oleh para turis di Bali, bahkan yang tidak berenang sekalipun. Seperti celana biru di foto atas bagian bawah tengah.
3. Briefs
Populer disebut Speedo (karena merek Speedo), jenis ini serupa dengan celana dalam. Cocok dipakai kalau Anda ingin serius berenang karena membantu pergerakan. Tapi hindari warna putih kalau tidak ingin kelihatan seperti memakai celana dalam. Seperti celana biru tua di foto atas bagian bawah kiri.
Apapun pilihan Anda, tiga jenis celana renang di atas cocok digunakan. Tinggal pilih warna yang sesuai dengan selera saja. Ingat, jangan pakai celana kargo kala berenang. Juga, jangan bergaya seperti Borat kecuali Anda Borat.
Borat dengan Mankini - theguardian.com |