Tuksedo Sesungguhnya
08 Agustus
Tuksedo sudah menjadi salah satu pilihan para pria Indonesia yang akan melangsungkan pernikahan. Karena itu kami rasa menarik untuk berbagi cerita soal sejarahnya dan juga detail yang tepat dari sebuah tuksedo.
Dinner Jacket oleh Henry Poole - henrypoole.com |
SEJARAH
Berawal di tahun 1865, Bertie (Prince of Wales yang nantinya menjadi King Edward VII) meminta tailor Henry Poole membuatkan jas biru gelap pendek untuk dipakai di acara makan malam yang sifatnya informal. Henry Poole adalah salah satu tailor di Savile Row.
Pada saat itu, jas formal masih memiliki buntut. Sedangkan jas pendek (seperti yang kita pakai sekarang) hanya dipakai di dalam ruangan saja, umumnya terbuat dari beledu (alias velvet) karena membantu menyerap asap cerutu. Jas model ini kini dikenal sebagai smoking jacket.
Jas yang dipakai Bertie disebut dinner jacket. Namun akhirnya di dunia lebih terkenal dengan nama tuksedo. Ini konon karena teman sang raja, James Brown Potter, juga dibuatkan dinner jacket serupa oleh Henry Poole ketika sedang bertamu ke Inggris. Sekembalinya ke Amerika, jas barunya dipakai di acara di Tuxedo Park. Sejak itu nama tuksedo dipakai di Amerika dan mayoritas dunia, namun di Inggris namanya tetap dinner jacket.
DETAIL
Jadi detail apakah yang dari segi sejarah tepat untuk sebuah tuksedo? Hal ini penting untuk diketahui melihat cukup banyak tuksedo yang dibuat tailor Indonesia agak cacat detail.
Model
Model awal dan paling umum dari sebuah tuksedo adalah single breasted dengan kancing satu. Model ini membuat bagian dada pemakainya terlihat bidang karena V-shape yang cukup panjang. Model double breasted sekarang juga cukup sering dipakai, biasanya dengan model 4 kancing (dengan opsi 1 atau 2 kancing yang bisa dikancing di bagian kanan jas).
Single Breasted dengan Shawl Lapel - blacktieguide.com |
Lapel
Anda bisa memilih peak atau shawl lapel. Peak lapel (seperti di foto Henry Poole) terlihat lebih formal, namun shawl lapel menunjukkan tampilan yang lebih rileks dan berbeda. Jangan pernah memakai tuksedo dengan notch lapel.
Shawl Lapel - oliverbrown.org.uk |
Vent
Dinner jacket pertama dibuat tanpa belahan (vent) di bagian belakang. Tidak adanya vent membuat bagian belakang jas lebih bersih, walaupun lebih nyaman duduk dengan double vent (belahan kiri kanan). Sebuah tuksedo dengan single vent adalah kesalahan besar. Kalau sampai mendapatkan ini, minta agar dijahit supaya tertutup. Tuksedo dengan double vent umum ditemui sekarang.
No Vent - bondsuits.com |
Bahan
Bahan dari tuksedo berwarna biru tua (midnight blue) atau hitam. Umumnya warnanya cenderung tidak mengkilap agar tidak bertabrakan dengan bagian lapel yang akan dilapisi satin atau silk hitam. Tailor Inggris akan menggunakan bahan barathea. Dinner jacket berwarna krem hanya dipakai di acara yang santai atau musim panas, dipasangkan dengan celana hitam.
Tuksedo Midnight Blue - bondsuits.com |
Kantong
Kantong dada tuksedo memiliki model sama seperti jas pada umumnya. Kantong bawah berupa slit atau dua garis lurus, tanpa tutup. Kantongnya sendiri bisa memakai bahan satin seperti lapel, walaupun tailor Inggris akan membuatnya dengan bahan jasnya. Alasannya? Kantong mengkilap terlihat seperti tuksedo sewaan.
Kantong Berbahan Satin - egonbrandstetter.de |
Kancing
Kancing tuksedo berwarna hitam, umumnya sama dengan bahan lapel.
Kancing Satin - blacktieguide.com |
Celana
Celana tuksedo memakai bahan sama seperti jasnya. Bagian pinggirnya diberi lis dengan bahan yang sama seperti lapel. Kantong samping pada celana dibuat lurus sejajar dengan jahitan sehingga hampir tidak terlihat. Dan pastikan bagian pinggang celananya tidak terlihat dari luar, baik dengan memakai celana dekat atau di atas pusar, atau menggunakan cummerbund.
Kantong Slit - masonandsons.com |
Kami harap penjelasan dan ilustrasi di tulisan ini dapat membantu Anda memahami lebih dalam mengenai tuksedo. Seperti biasa, bila ada masukan dan pertanyaan jangan sungkan untuk menghubungi kami.
0 comments