Pakai Apa

oleh Takamoru Yoshida

Memiliki sedikit pakaian berkualitas lebih baik daripada banyak pakaian yang biasa saja. Namun setelah itu, Anda pun harus menjaga agar pakaiannya tetap bagus, misalnya dengan tidak sembarangan mencuci atau membeli hanger yang tepat.

Untuk jas, hanger yang memiliki pundak lebar sangatlah penting dalam menjaga bentuk jas sesuai bentuk badan pria. Karena itu mayoritas penjahit akan memberikan jas dengan hanger plastik berpundak lebar. Memang kualitasnya bukan yang terbaik, tapi setidaknya membantu menjaga bentuk jas Anda.

Hanger Kirby Allison - styleforum.net

Kalau Anda memiliki jas yang cukup berharga, ada baiknya berinvestasi lebih di hanger kayu yang memiliki pundak lebar. Yang paling terkenal di forum pakaian pria adalah produk dari Kirby Allison. Namun harganya tidak murah, sekitar 30 dolar AS atau Rp 400 ribu.

Di Jakarta, Anda bisa membeli hanger kayu cedar di Muji. Seingat saya, harganya tidak sampai Rp 300 ribu. Kokoh dan wangi. Kalau ingin hanger kayu yang lebih murah, bisa cek Ace Hardware. Mereka menjual dengan harga Rp 50 ribu. Kelemahannya adalah bagian bahunya tidak selebar rata-rata badan pria. Juga tidak wangi.

Selain itu, jangan terlalu sering mengirim jas Anda ke penatu untuk dry clean. Cairan yang digunakan bisa merusak jas kalau terlalu sering. Setahun dua kali sudah cukup kalau jas tidak terlalu sering dipakai. Kalau Anda termasuk orang yang bekerja memakai jas mungkin tidak ada pilihan lain.

Kali ini seorang pembaca bernama Daniel mengajukan pertanyaan mengenai kombinasi suit dan sneakers. Kami menerima pertanyaan ataupun saran dan lainnya yang bisa dikirim ke: askthearchetype@gmail.com

Halo, saya memiliki beberapa pertanyaan:

1. Apakah suit trousers boleh dipadukan dengan sneakers dan kaos?

2. Kalau boleh, kira kira warna apa yang cocok?

3. Di dalam gambar itu, celananya berwarna navy atau hitam?

Terima kasih.

Setelan jas dan sneakers sebenarnya adalah sebuah konsep yang berlawanan. Jas tergolong rapi, sedangkan sneakers adalah sepatu santai. Untuk memakai setelan jas dengan kaos dan sneakers artinya mencoba dressing down, alias berpakaian kasual atau informal. Tapi bukan berarti ini tidak bisa dilakukan.

David Beckham cukup sukses melakukan ini, mungkin karena dia selebriti sehingga rasa percaya dirinya tinggi. Kami pikir jasnya tergolong rapi kalau melihat dari bahannya yang agak shiny. Bahan katun atau linen membuat jas tampak kasual, sedangkan yang dipakai Beckham sepertinya wol atau wol campuran (mungkin produk H&M).

Untuk menjawab pertanyaan Anda, bisa saja memakai setelan jas (atau celananya saja) dengan sneakers asalkan Anda bisa membuat keseluruhan tampilannya tampak sesuai dan tidak belang. Setelan jas dengan bahan linen atau katun cocok dipakai dengan sneakers. Begitu pula dengan bahan yang memiliki tekstur atau motif. Semakin halus bahannya, semakin kurang pantas untuk dipakai bergaya kasual.

Untuk warna, terserah Anda. Yang pasti, warna hitam (yang sangat formal) tidak pas dipadukan dengan sneakers. Di foto itu, Beckham mengenakan setelan jas berwarna biru tua.

Semoga jawaban kami bisa membantu.

-Takamoru Yoshida

oleh Feira Otna

Seberapa panjang ujung celana kita adalah detail penting yang sering terlewat oleh kebanyakan pria. Mungkin untuk celana jeans kita bisa membiarkannya menumpuk atau menggulungnya sesuai selera dan gaya pada hari itu. Namun jika bicara celana yang tergolong rapi, panjangnya menjadi penting, terutama jika berhubungan dengan setelan jas.

Panjang celana ideal itu tergantung selera. Seberapa banyak lekukan, atau tidak ada sama sekali, di ujung celana yang dinginkan itu kuncinya. Ada beberapa pilihan panjang ujung celana, atau yang biasa disebut “break”, yaitu lekukan atau lipatan di kaki yang tercipta ketika celana menyentuh sepatu. Ada full break, half break, no break, dan flood, semua tergantung selera Anda.

Full break adalah ketika ujung celana dibiarkan panjang menumpuk. Sering ditemukan pada setelan jas model klasik yang dipakai oleh pria separuh baya. Kadang ini terkesan tidak rapi. Untuk beberapa orang, full break juga membuat mereka tampak lebih pendek. Maka itu jika potongan celana Anda didominasi potongan ini, baiknya segera kunjungi tukang jahit langganan Anda.

Half break adalah panjang yang paling umum dan wajar. Biasanya ada satu lipatan (break) di atas sepatu. Ini adalah pilihan terbaik jika ingin tampil aman dengan setelan jas dalam suasana formal.

No break cukup populer di kalangan pria berumur 20 dan 30-an. Tidak ada lekukan pada ujung celana, yang berarti ujung celana hanya sedikit menyentuh sepatu dan kaos kaki atau pergelangan kaki kita sedikit terlihat. Sesuai dipadukan dengan jas yang cenderung slim karena membuat tampilan menjadi lebih clean dan stylish.

Flood, atau juga disebut high water, adalah ketika panjang ujung celana berada di atas  mata kaki, sehingga menonjolkan pergelangan kaki. Dalam kata lainnya: ngatung. Ini adalah potongan panjang celana yang tidak konvensional tapi juga stylish. Desainer Thom Browne membawa tren ini ke dalam setelan jasnya. Penting diingat, hanya celana dengan potongan slim dan pria bertubuh ramping yang cocok dengan celana model ini.

Dari semua panjang ujung celana, no break dan flood bisa dibilang yang paling populer saat ini. No break masih cocok untuk setelan jas, namun untuk suasana yang benar-benar formal kami pikir half break tetap lebih pantas. Perlu dipertimbangkan kalau panjang ujung celana dapat merusak penampilan setelan jas Anda. Maka itu pahami suasananya dan putuskanlah dengan bijak.

oleh Takamoru Yoshida

Tanpa bermaksud untuk mendiskreditkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kami terpaksa harus mengkritisi etika berpakaian Jokowi dalam pertemuan beliau dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Permasalahannya di sini terkait dengan etika berpakaian, bukan gaya. Karena gaya berpakaian bergantung pada setiap pribadi, tapi etika berpakaian adalah sesuatu yang harus dipatuhi, apalagi dalam pertemuan penting antara dua kepala negara.

Di Indonesia, semua orang mungkin paham kalau Pak Jokowi adalah orang yang sederhana. Beliau memilih untuk memakai kemeja daripada jas, tidak seperti pendahulunya. Beliau memilih untuk bergaya merakyat, tidak berpakaian mewah. Namun ini tidak berarti beliau bisa melanggar etika yang berlaku ketika harus mengenakan setelan jas. Di sebuah acara yang menjadi sorotan dunia.

Mari kita lihat foto pertama yang diambil dari Bloomberg.

Di foto ini, kita bisa melihat kalau Obama tidak mengancingkan jasnya ketika duduk, sesuai dengan etika yang berlaku. Sedangkan Jokowi mengancingkan jasnya ketika duduk. Tidak hanya itu, cara mengancingkannya pun salah. Seharusnya Jokowi tidak mengancingkan kancing bawah jasnya. Para pria yang memahami etika berpakaian pasti tahu kalau kancing bawah jas selalu dibiarkan terbuka, ketika dalam posisi berdiri.

Kita juga bisa melihat bagaimana dasi Jokowi tidak terikat rapat. Masih ada bagian kerah di atas dasi yang terlihat. Kesan yang ditimbulkan Jokowi seperti ingin melonggarkan dasi sesudah seharian bekerja saja. Padahal dalam pertemuan ini, beliau masih sibuk bekerja membawa nama negara. Bandingkan dengan dasi Obama yang terikat rapat.

Foto berikutnya diambil dari The Straits Times.

Baik Jokowi maupun Obama sedang dalam posisi menyilangkan kaki. Perbedaan yang sangat signifikan adalah kaki Jokowi tersingkap, sedangkan kaki Obama terbungkus oleh kaos kaki. Dalam memakai setelan jas, ada baiknya memakai kaos kaki yang tingginya hampir mencapai lutut untuk menghindari kaki kita kelihatan. Lagi-lagi, yang dilakukan Jokowi ini salah secara etika. Tidak sopan untuk memperlihatkan kaki kita dalam pertemuan sepenting ini.

Agak mengherankan memang. Di pertemuan yang katanya penting ini, etika berpakaian bisa dibilang terabaikan. Entah Jokowi tidak menganggap acara ini penting, atau protokoler Istana Negara yang gagal mengajarkan etika berpakaian kepada beliau? Kalau demikian halnya, kami siap membantu.