Pakai Apa

oleh Takamoru Yoshida

Kriteria yang paling sering disebutkan dalam mencari pomade di berbagai forum biasanya adalah daya tahannya kuat, mudah diaplikasikan, tidak sulit dicuci, dan harganya bersahabat. Produk Gatsby Styling Pomade bisa dibilang hampir memenuhi semua kriteria tadi.

Pertemuan saya dengan pomade ini tidak disengaja. Karena pomade saya ketinggalan, maka saya mencari produk rambut di sebuah supermarket Jakarta. Kebetulan ditemukan pomade Gatsby dengan harga yang tergolong murah, sekitar Rp 27 ribu. Ingat, ini bukan Gatsby yang dulu dengan bau menyengat.

Saya tidak berharap banyak dengan pomade ini karena rambut saya termasuk cukup sulit diatur. Dan sudah beberapa pomade lokal dan impor yang saya coba tidak bisa menahan kuat, walaupun tergolong strong hold. Ketika terkena angin, maka rambut saya berantakan dan tidak bisa kembali rapi kalau hanya disisir dengan tangan dan bantuan air.

Membuka pomade Gatsby ini, warna merahnya terlihat menarik. Aromanya seperti campuran buah. Wanginya enak, tidak berkesan tua dan juga bukan wangi seperti permen yang kurang pas dengan selera saya. Lalu saya mengambil dua colek dan mengoleskan ke rambut. Cukup terkejut, karena mudah sekali disisir. Saya memang menyukai model rambut belah samping atau slick back, persis seperti yang tertulis di kemasan.

Saya pun melihat kandungan yang ada di pomade ini. Ternyata kandungan utamanya adalah castor oil dan fruit wax. Pantas saja wanginya seperti buah dan cukup lengket. Kilapnya tergolong medium to high shine. Anda dijamin terlihat klimis memakai ini.

Setelah beberapa hari memakai pomade ini, saya juga merasakan mudahnya menyisir ulang rambut dengan tangan dan air setelah terkena hembusan angin. Dan sejak itu pomade Gatsby ini masuk ke dalam kategori pomade favorit saya, bersama dengan Dax. (Mungkin lain kali saya akan membahas beberapa varian pomade Dax.)

Saya juga tidak kesulitan untuk membersihkan pomade Gatsby ini. Metode yang cukup berhasil pada saya adalah dengan mengoleskan shampoo ke rambut kering dulu, baru bilas rambut dengan air, dan setelah itu keramas lagi seperti biasa. Memang tidak bisa bersih total. Tapi pengalaman saya, bahkan pomade water-based pun tidak bisa dibersihkan total.

Kesimpulannya, pomade ini layak dicoba oleh semua pria yang ingin tampil klimis. Harganya murah, karena itu kalau Anda penasaran tidak ada ruginya mencoba. Menurut saya, pomade ini paling pas digunakan untuk rambut model side part atau slick back. Medium to high shine, seperti sudah saya sebutkan. Relatif mudah dicuci dan diaplikasikan. Sebuah produk lokal yang gemilang.

Keterangan: Tulisan ini tidak disponsori. Produk yang ditulis bukan merupakan hasil pemberian atau kerja sama. Tulisan ini merupakan refleksi penulis pribadi.

oleh Takamoru Yoshida

Hadirnya jam Daniel Wellington sedikit banyak membawa perubahan di dunia horologi, terutama membuat pemakai jam tangan jadi lebih berani menggonta-ganti tali jam. Dari kulit atau rantai menjadi tali nilon yang warna-warni.

Sebenarnya tali nilon bukanlah sesuatu yang baru. Tali yang yang sering disebut NATO strap ini awalnya dibuat untuk prajurit Inggris pada tahun 1973. Warnanya pun hanya abu-abu. Namun kemudian berbagai warna pun muncul, menyesuaikan dengan warna resimen masing-masing. Strap model ini juga populer berkat James Bond dalam film Goldfinger, yang memakai tali berwarna hijau dan hitam dengan garis merah.

Tali NATO ini juga membuat jam tangan tampak lebih kasual. Banyak yang memakai dress watch dengan tali nilon warna-warni agar tampak santai. Di kalangan pecinta jam, mengganti tali jam diistilahkan dengan mengganti sepatu.

Walau demikian, tidak semua jam cocok dipasangkan dengan tali model ini. Ada beberapa jam yang tampak terlalu dressy sehingga kurang pas dipadukan dengan tali NATO nilon (mungkin tali NATO kulit lebih tepat). Bahkan menurut saya, jam Daniel Wellington lebih pantas memakai tali kulit.

Tali kulit adalah jenis tali yang paling formal dan paling pantas dipakai kalau Anda pergi ke acara resmi. Kadang ada yang salah kaprah dan mengira kalau rantai termasuk formal. Padahal rantai juga tergolong kasual dan biasanya dipasangkan dengan jam tangan yang sporty, seperti Rolex Submariner.

Sama seperti sepatu, tali kulit hitam adalah yang paling formal. Namun tali kulit cokelat juga cocok dipakai ke acara resmi. Ada orang yang berusaha menyamakan warna tali jam dengan sepatu dan ikat pinggang. Menurut saya, karena jam itu tergolong perhiasan bagi pria, tidak perlu repot-repot menyamakan warna dengan sepatu. Tentu saja tidak ada salahnya kalau Anda mau.

Perlu diingat juga, memakai tali kulit tidak berarti kalau jam yang dipakai langsung terlihat formal. Seperti pernah kami tulis sebelumnya di sini, dress watch dicirikan dengan bentuknya yang sederhana. Umumnya tipis, dan hanya menunjukkan waktu (kadang disertai dengan hari dan tanggal, atau sedikit komplikasi lainnya).

Kalau Anda tertarik mengganti tali jam, cukup bermodalkan pisau lipat atau spring bar tool saja. Caranya mudah, dan bisa membuat tampilan jam berubah seketika.

oleh Takamoru Yoshida

Dalam mencari dress shirt, kadang kita terjebak untuk memilih yang kelihatannya lebih mencolok. Padahal dress shirt (sebut saja kemeja rapi) yang paling berguna sebaiknya berbentuk sesederhana mungkin.

Kemeja putih atau biru muda berbahan katun tipis (poplin) dengan kerah model klasik atau spread (sedikit lebih melebar ke samping) paling cocok dipakai dengan setelan jas. Twill adalah alternatif berikutnya karena jatuh bahannya bagus dan lebih tidak mudah lecek. Bahan oxford lebih cocok untuk kemeja model button down yang cenderung kasual, dan sebaiknya dipakai dengan setelan jas hanya kalau Anda ingin terlihat lebih santai.

Kemeja Putih Turnbull & Asser - mrporter.com

Seperti yang pernah kami sebutkan pada tulisan-tulisan sebelumnya, dalam memilih pakaian yang perlu Anda perhatikan adalah bagian bahu. Demikian juga halnya dengan kemeja. Pastikan agar bahunya pas, tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu lebar. Bagian pinggang dapat dipermak dengan mudah.

Selain itu, perlu juga untuk mengecek apakah panjang lengannya cukup. Untuk dress shirt, sebaiknya lengannya sedikit lebih panjang (sekitar 2 cm) sehingga ketika Anda mengangkat tangan maka lengan kemejanya tidak tertarik ke dalam lengan jas. Lebar cuff (pergelangan tangan) juga sebaiknya pas sehingga tidak turun sampai ke buku jari Anda.

French cuff lebih formal dibandingkan button cuff, dan ini benar-benar subjektif mana yang lebih Anda inginkan untuk dress shirt. Untuk kerah, pastikan agar ujung kerahnya cukup panjang sehingga tersembunyi di balik lapel jas. Anda harus bisa memasukkan dua jari (tidak kurang, tidak lebih) ketika kerah dikancingkan sebagai patokan ukuran kerah yang tepat.

Kemeja yang bagus biasanya memiliki lubang di balik kerah untuk collar stay yang berfungsi menahan kerah sehingga terlihat kokoh dan rapi. Biasanya kemeja dijual dengan collar stay plastik, namun Anda bisa membeli collar stay besi terpisah.

Ada banyak tempat di mana Anda bisa membeli dress shirt yang layak. Dari department store seperti Metro atau Sogo sampai toko pakaian pria seperti TM Lewin atau Brooks Brothers. Sebaiknya hindari kemeja berbahan poliester karena umumnya kurang nyaman (walaupun keunggulannya adalah lebih mudah disetrika).

Kalau sudah memiliki dress shirt putih atau biru muda polos, Anda bisa memilih warna lain atau motif berbeda. Misalnya, kemeja biru muda dengan garis putih atau kemeja pink polos. Tapi sebagai permulaan, fokus saja pada warna putih dan biru muda polos. Biarkan dasi dan pocket square Anda yang “berbicara”. Tidak sulit, bukan?

oleh Takamoru Yoshida

Bespoke adalah kata yang semakin sering disalahgunakan dan juga semakin sering ditemukan, dari dunia tailoring sampai furnitur. Sebuah kata yang dulunya memiliki arti khusus kini dipakai sama seperti kata “custom”.

Kata bespoke sendiri berasal dari kata bespeak, yang berarti memesan. Dahulu kala, seorang klien akan datang ke tailor untuk memesan jas dan memilih bahan yang ingin digunakan. Sesudah memilih bahan, diikuti dengan detail pada jasnya, dan membayar uang muka, maka bahan tersebut dikatakan “bespoken” untuk sang klien.

Kini begitu banyak tailor yang mengklaim kalau mereka menawarkan bespoke suit padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Hal ini terjadi di seluruh penjuru dunia, termasuk di Inggris yang merupakan asal muasal tailoring.

Karena itulah untuk melindungi sejarah ini, di Savile Row lima tailor berkumpul dan membentuk Savile Row Bespoke Association pada tahun 2004. Mereka adalah H. Huntsman & Sons, Gieves & Hawkes, Anderson & Sheppard, Henry Poole & Co., dan Dege & Skinner. Sekarang anggota dari SRBA ada 16 tailor.

Untuk bisa menjadi anggota SRBA, sebuah tailor harus bisa membuat jas bespoke, yang berarti dibuat sesuai spesifikasi sang klien, dengan pola yang dibuat khusus per klien dan dijahit dengan tangan minimal 50 jam, serta melalui beberapa proses fitting.

Proses pengerjaan tangan yang memakan waktu inilah yang membuat harga jasnya menjadi begitu tinggi, di angka ribuan poundsterling. Proses pengerjaan tangan yang lama ini juga yang menurut saya membuat tidak ada tailor di Indonesia yang bisa mengklaim kata bespoke karena mayoritas pengerjaannya masih dilakukan dengan mesin.

Kalau Anda pernah menjahit jas di Indonesia, pasti mengalami kalau ada dua alternatif yang bisa dipilih, yaitu diukur di tempat dan jasnya jadi dalam beberapa hari tanpa fitting (ini bisa dikategorikan made-to-measure) dan melalui berbagai proses dari diukur, ditanya detail jas, fitting, sampai jasnya jadi (ini saya sebut semi-bespoke karena memang standarnya berbeda dari definisi bespoke Savile Row).

Sebenarnya, mungkin saja ada tailor lokal yang mau membuat jas bespoke dengan pengerjaan tangan lebih dari 50 jam. Namun harganya pasti jauh lebih mahal. Dan apakah ada orang Indonesia yang ingin membayar puluhan juta rupiah untuk sebuah jas buatan negeri sendiri?

Dengan memahami istilah bespoke ini, maka Anda bisa mengetahui apakah jas bespoke yang ditawarkan memang sungguhan atau hanyalah trik marketing. Ada satu hal lagi yang perlu diingat, banyak tailor tua yang tidak peduli dengan istilah ini dan mungkin tidak paham kalau Anda tanya.

Yang pasti, istilah bespoke di dunia lain selain tailoring hanya berarti custom.

Agar bisa selalu memberikan referensi terkini untuk para pria, kami memutuskan untuk bergabung dengan Instagram. Akun kami, @pakaiapablog, akan mengambil sari pati dari tulisan yang ada di blog. Lebih singkat, padat, namun tetap beresensi.

Tentunya konten yang lebih lengkap dengan pembahasan yang lebih detail hanya bisa didapatkan di blog ini. Begitu juga dengan diskusi dan pertanyaan mengenai berbagai hal yang menyangkut pakaian pria.

Mari, ikuti kami di Instagram.