Pakai Apa

Para pemakai sneakers di Indonesia sepertinya makin menyadari perlunya memakai sepatu yang bersih. Karena itu tidak mengherankan, tempat laundry sepatu pun bermunculan.

Dari yang sudah beberapa tahun berdiri di Jakarta, sampai yang baru datang dari luar kota, pemakai sneakers di ibukota kini memiliki beragam opsi untuk mencuci sepatu.

Berikut ini tempat-tempat yang pernah kami kunjungi atau direkomendasikan oleh teman-teman kami (urutan tidak berdasarkan hal tertentu):

SHOEBIBLE https://www.instagram.com/shoe_bible

Seingat kami cabang pertama mereka di Pasar Santa yang waktu itu sedang naik daun. Sekarang memiliki 9 cabang di Jabodetabek. Kami tidak ingat harga jasa mereka. Salah satu kelebihannya adalah juga menjual produk Saphir untuk semir sepatu.

FOOTLAB https://www.instagram.com/footlabjkt

Footlab atau Sneaklin? Kami tidak tahu mana nama yang mereka gunakan sekarang. Yang jelas, awalnya bernama Sneaklin. Keduanya kini disebutkan di akun mereka. Ada 6 cabang di Jakarta dan Bekasi. Harganya mulai dari Rp 75 ribu.

WIPE https://www.instagram.com/wipe.id

Hanya satu cabang di Panglima Polim, Wipe yang dimiliki oleh Rio Dewanto memasang harga mulai dari Rp 90 ribu.

KANS CARE https://www.instagram.com/kanscare.id

Berasal dari Yogyakarta, Kans membuka cabang di fX Sudirman. Harganya yang mulai dari Rp 100 ribu bisa dibilang cukup tinggi.

Selamat mencuci! Dan kalau ada info mengenai tempat laundry sneakers yang lain, jangan sungkan untuk memberikan komentar.

Setelah popularitas Stan Smith menjulang tinggi di beberapa tahun terakhir, Adidas kembali merilis salah satu seri klasik dan esensialnya di akhir tahun 2016: Gazelle.

Gazelle, yang populer di kalangan remaja Indonesia di tahun 1990-an, sontak menjadi incaran. Baik bagi para pemuda 90-an yang sekarang sudah menjadi bapak-bapak, juga bagi anak muda generasi sekarang berkat warna-warni sepatunya yang terlihat sleek.

Gazelle merupakan sneakers pertama Adidas yang menggunakan bahan suede. Lebih ringan dan nyaman, ada dua tipe Gazelle yang dikenal sampai sekarang. Yang pertama adalah Gazelle OG, seri pertama yang diproduksi pada tahun 1968. Ujung sepatunya lebih lancip, lidahnya lebih pendek, dengan tulisan kecil Adidas Gazelle berwarna emas di sisi luarnya dengan posisi tegak lurus sejajar sol. Sementara itu, seri Gazelle berikutnya (sering disebut Gazelle 2) dirilis pada tahun 1970 memiliki ujung sepatu lebih bulat, dengan lidah lebih panjang, dan bertuliskan Gazelle yang posisinya miring sejajar dengan garis strip putih miring khas Adidas.

Ada yang lebih menyukai Gazelle OG karena menganggap seri ini lebih klasik, baik dari bentuk maupun sejarahnya. Juga konon lebih ringan dan nyaman. Mungkin itu yang membuat harganya lebih mahal sedikit dibanding Gazelle 2.

Namun bagi saya, yang pertama kali memakai Gazelle di era 1990-an sampai memperoleh status cult-nya di kalangan subkultur anak muda, Gazelle 2 adalah pilihan. Band Britpop seperti Oasis dan Blur, kalangan musisi acid jazz seperti Jamiroquai, hingga musisi hip hop seperti Beastie Boys turut memopulerkan seri Gazelle 2 kala itu.

Walaupun di saat bersamaan Adidas juga merilis seri Campus dan Samba di Indonesia, Gazelle tetaplah yang paling menarik karena pilihan warna-warninya yang cerah, berbahan suede, serta memiliki lidah berwarna putih yang terlihat retro. Bentuknya yang lebih ramping juga membuat Gazelle unisex, dan diminati laki-laki dan perempuan. Jangan lupakan juga efek model Kate Moss.

Karena itu, kembalinya Gazelle terasa seperti nostalgia. Dan sepertinya melihat kesuksesan Adidas dengan Stan Smith dan Superstar sebelum ini, Gazelle akan bisa ditemui di kaki-kaki segala umur untuk beberapa tahun ke depan. Plus simak video promosi terbarunya yang dirilis Juli 2016 kemarin, masih dengan Kate Moss.