Pakai Apa

oleh Takamoru Yoshida

Saya suka Kariage-Kun, tokoh manga dengan tingkat kejahilan yang di atas rata-rata. Tapi tidak sampai ingin potongan rambut saya menjadi serupa Kariage.

Dan bukan hanya saya. Beberapa teman pun mengeluhkan hal ini. Berbagai barbershop di Jakarta dikunjungi, dari yang biasa sampai yang premium, namun keluar dari sana semua kepala terlihat sama: Kariage cut. Potongan rambut yang wajib memakai pomade kecuali Anda ingin terlihat seperti Kariage.

Cukup mengherankan. Apakah para barber tidak bisa memotong gaya rambut lain? Tidak semua orang cocok dengan potongan model Kariage Mengapa disamakan? Teman saya pun menyimpulkan, jangan pergi ke barbershop kalau tidak ingin rambutnya menjadi seperti Kariage. Pergilah ke salon.

Lalu apa bedanya barbershop standar dan premium yang harganya bisa dua kali lipat? Hanya tempat dan servis, kata teman saya itu. Kemampuan memotong? Sama saja.

oleh Takamoru Yoshida

Kalau bicara mengenai pomade water based, maka produk pertama yang ada di kepala saya adalah Layrite. Dan mendengar nama Layrite, saya teringat Suavecito. Dua produk serupa, dari tekstur sampai daya tahannya. Suavecito, sang pengekor, harganya sekitar separuh lebih murah. Dan kini ada pomade water based Gatsby, Styling Pomade Supreme Hold.

Dengan wadah plastik cokelat dan pomade yang juga berwarna cokelat, saya otomatis mengasosiasikan pomade ini sebagai turunan Layrite juga. Sama-sama water based, berwarna cokelat, berbau seperti kue. Ini adalah produk pomade kedua Gatsby setelah Styling Pomade Supreme Grease, pomade oil based.

Harganya sama, sekitar Rp 27 ribu. Harga yang pas untuk sebuah pomade lokal. Di sinilah salah satu keunggulan Gatsby. Bisa membuat pomade lokal dengan harga yang tepat. Murray’s dan Dax di Amerika juga harganya sekitar 2 sampai 3 dolar. Tapi mayoritas produsen pomade lokal sepertinya lebih memilih membuat pomade premium.

Saya tidak memiliki banyak ekspektasi kepada pomade Gatsby ini. Ketika dicolek, teksturnya seperti yang diduga. Agak lengket, khas water based. Ketika diaplikasikan ke rambut yang agak basah, pomade ini tidak memiliki hold sama sekali. Rasanya seperti memakai gel saja. Di rambut yang kering lebih kuat, namun lebih sulit disisir. Lagi-lagi, ini khas pomade water based di rambut saya yang sangat lurus.

Saya memakai pomade ini secukupnya, sekitar dua sampai tiga colek. Disisir belah samping. Cukup kuat untuk dipakai sepanjang hari, apalagi kalau Anda berada di gedung. Ketika terkena hembusan angin, rambut saya lumayan berantakan. Dan agak sulit untuk menyisir ulang, tidak seperti ketika memakai saudaranya, Gatsby pomade oil based.

Tapi kesimpulan saya, mengingat harganya dan karakteristiknya yang memang serupa dengan pomade water based kebanyakan, saya pikir Gatsby kembali berhasil membuat sebuah produk penata rambut yang pas untuk Indonesia. Dan hal ini patut diacungi jempol.

Keterangan: Tulisan ini tidak disponsori. Produk yang ditulis bukan merupakan hasil pemberian atau kerja sama. Tulisan ini merupakan refleksi penulis pribadi.